Senin 17 Jul 2023 16:55 WIB

Menginap di Hotel Syariah Lebih Tenang, Mengapa?

Perbedaan hotel syariah dan nonsyariah dijelaskan secara detail dalam fatwa MUI.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Hotel syariah wajib memiliki pedoman dan atau panduan mengenai prosedur pelayanan hotel guna menjamin terselenggaranya pelayanan hotel yang sesuai dengan prinsip syariah. (ilustrasi)
Foto: dokrep
Hotel syariah wajib memiliki pedoman dan atau panduan mengenai prosedur pelayanan hotel guna menjamin terselenggaranya pelayanan hotel yang sesuai dengan prinsip syariah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Gaya hidup halal saat ini sudah banyak diterapkan umat Muslim. Selain dari segi makanan, mereka juga mulai menerapkan gaya hidup halal dalam memilih hotel atau penginapan. Umat Muslim yang bergaya hidup halal akan mencari hotel yang sesuai syariat Islam atau kerap disebut hotel syariah. Apa itu hotel syariah?

Dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 108 tahun 2016. Dalam fatwa tersebut disebutkan usaha hotel syariah adalah penyediaan akomodasi berupa kamar-kamar di dalam suatu bangunan yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan atau fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan memperoleh keuntungan yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Kriteria usaha hotel syariah adalah rumusan kualifikasi dan atau klasifikasi yang mencakup aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan.

Baca Juga

Hotel syariah tidak boleh menyediakan fasilitas akses pornografi dan tindakan asusila. Hotel syariah tidak boleh menyediakan fasilitas hiburan yang mengarah pada kemusyrikan, maksiat, pornografi dan atau tindak asusila.

Selain itu, makanan dan minuman yang disediakan hotel syariah wajib telah mendapat sertifikat halal dari MUI. Hotel syariah juga harus menyediakan fasilitas, peralatan dan sarana yang memadai untuk pelaksanaan ibadah, termasuk fasilitas bersuci.

Pengelola dan karyawan hotel wajib mengenakan pakaian yang sesuai dengan syariah. Hotel syariah wajib memiliki pedoman dan atau panduan mengenai prosedur pelayanan hotel guna menjamin terselenggaranya pelayanan hotel yang sesuai dengan prinsip syariah. Hotel syariah wajib menggunakan jasa Lembaga Keuangan Syariah dalam melakukan pelayanan.

Pegiat gaya hidup halal, Dian Widayanti mengatakan perbedaan hotel syariah dan nonsyariah dijelaskan secara detail dalam fatwa MUI. Namun secara garis besar, hotel syariah sudah pasti semua sesuai syariat Islam seperti makanannya, restorannya sudah bersertifikasi halal, hotelnya juga. Tidak ada unsur pornografi, tidak menyediakan bir atau minuman keras, tidak ada unsur pornografi. "Check-in hotel kalau bukan status suami istri tidak bisa, dicek KTP-nya, ada surat nikah atau tidak, dipastikan suami istri," ujar wanita yang berprofesi sebagai content creator kepada Republika.co.id, Senin (17/7/2023).

Selain itu, hotel syariah yang menyediakan fasilitas wudhu dan sholatnya, serta tidak hal-hal mengandung diluar syariat. "Hotel syariah di Indonesia sebenarnya sudah lumayan banyak. (Tapi) dibandingkan dengan hotel bintang lima, belum sepadan," ujarnya.

Biasanya hotel syariah ini menawarkan harga ekonomis dengan fasilitas yang disesuaikan dengan bujet. Sementara untuk fasiitas rapat, biasanya orang membutuhkan hotel yang lebih berkelas. Hotel syariah belum sampai bintang lima. "Hotel syariah banyak namun belum terekspos dan bukan bintang 5," ujarnya.

Dian mengatakan menginap di hotel syariah tentunya membuat kita lebih tenang, ketika makan tidak tanya halal atau tidak. Selain itu, sebagai muslim juga lebih nyaman di tempat yang tidak sediakan minuman berlakohol, juga tidak bersebelahan kamar dengan pasangan yang belum halal. "Tentunya lebih tenang, sebagai muslim butuh lingkungan yang baik juga. Tentunya dengan menghindarkan diri dari kebatilan akan membuat diri kita jadi tenang," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement