Senin 17 Jul 2023 16:59 WIB

Mengapa Rasulullah SAW Gemar Menjauhi Tempat Tidur pada Malam Hari?

Rasulullah SAW berusaha terjaga malam hari untuk menunaikan qiyamul lail

Rep: A Syalaby Ichsan / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW berusaha terjaga malam hari untuk menunaikan qiyamul lail
Foto: Dok Republika
Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW berusaha terjaga malam hari untuk menunaikan qiyamul lail

REPUBLIKA.CO.ID,  

 

Baca Juga

JAKARTA— Meski menciptakan malam sebagai wak tu untuk tidur, Allah SWT justru memberikan 'iming-iming' keutamaan pahala bagi yang menghidupkan malamnya dengan ibadah. 

Selain sholat wajib pada waktu malam masih muda, yakni sholat Isya, Allah SWT mengimbau umatnya agar bangun pada sepertiga malam terakhir. 

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوونَ "Lambung mereka jauh dari tempat tidur nya. Sementara, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan." (QS As Sajadah ayat 16).

Imam at-Thabari menjelaskan, lambung yang jauh dari tempat tidur bermakna, yakni mereka sibuk berdoa kepada Allah SWT dan beribadah dengan rasa takut dan harap. 

Menurut dia, lambung seseorang disebut jauh dari tempat tidur apabila ia tak tidur, sementara orang lain sedang menikmati lelapnya.

Seorang hamba memilih menjauhi tempat tidur untuk bangkit kemudian sholat. Dia menikmati rukuk, sujud, dan berzikir menyebut asma-Nya. 

Rasulullah SAW bangun pada sepertiga malam terakhir untuk melakukan sholat malam. Nabi yang mulia sholat hingga kakinya bengkak. Bacaannya amat panjang. Dia menghabiskan surat al-Baqarah hingga an-Nisa ketika menyelesaikan satu rakaat. 

Apa yang Nabi contohkan ditiru para salafus saleh. Imam Syafii membagi malam menjadi tiga. Bagian pertama untuk menulis, kedua untuk sholat, ketiga untuk tidur. 

Husain Al Karabisi bercerita mengenai tahajudnya Imam Syafii. Ketika itu, dia melewati malam bersama imam kelahiran Gaza, Palestina, itu. Sang imam membaca Alquran tidak lebih dari 50 ayat. 

Jika ingin membaca lebih banyak, dia membaca 100 ayat. Setiap kali membaca tentang rahmat, dia memohon kepada Allah SWT untuk dirinya dan kaum mukminin. 

Setiap kali dia membaca ayat siksa, dia memohon perlindungan kepada Allah SWT untuk dirinya dan kaum mukminin. Seakan-akan dia menggabungkan harap dan takut sekaligus.

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

Demikian Allah SWT menempatkan malam sebagai tantangan untuk manusia. Apakah dia akan terlelap untuk mengikuti kebutuhan alaminya atau menjadi orang-orang yang lambungnya jauh dari ranjangnya. 

Selain diciptakan sebagai pelepas lelah, tidur difungsikan untuk menyeleksi kualitas orang-orang beriman. 

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

"Mahasuci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara ka mu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Mahapengampun" (QS al- Mulk ayat 1-2). Wallahu a'lam. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement