Senin 17 Jul 2023 18:04 WIB

Wasiat Nabi Muhammad: Tetaplah Berprasangka Baik

Tiga hari menjelang wafat, Nabi Muhammad SAW menekankan soal berprasangka baik.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Nabi dan Rasul. Wasiat Nabi Muhammad: Tetaplah Berprasangka Baik
Foto: Dok Republika
Ilustrasi Nabi dan Rasul. Wasiat Nabi Muhammad: Tetaplah Berprasangka Baik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW menjelang wafat meninggalkan sejumlah wasiat. Salah satunya adalah wasiat yang perlu dipegang erat-erat oleh setiap Muslim dalam menjalani kehidupan di dunia agar hati menjadi tenang dalam kondisi apapun.

Dikutip di Islamweb, tiga hari menjelang wafat, Nabi Muhammad SAW menekankan soal berpikir positif atau berprasangka baik. Beliau berwasiat kepada umatnya untuk selalu berpikir positif atau berprasangka baik kepada Allah SWT.

Baca Juga

Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah RA, sebagaimana berikut ini:

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما : أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم قبل موته بثلاثة أيام، يقول: «لا يَمُوتَنَّ أحدُكم إلا وهو يُحسنُ الظَّنَّ بالله عز وجل ». [رواه مسلم]

Dari Jabir bin Abdullah RA, dia mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah seseorang di antara kalian meninggal dunia, kecuali dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah" (HR Muslim).

Bagi seorang Muslim yang sedang menjenguk orang sakit, dianjurkan untuk meningkatkan harapannya kepada Allah SWT agar mendapat kelimpahan rahmat-Nya.

Ibnu Hajar Al Asqolani menyampaikan, sebagian orang biasanya membatasi dirinya sehingga merasa sudah tidak punya harapan lagi saat dihadapkan pada kondisi di mana ada seseorang yang sudah sangat dekat dengan ajalnya. Padahal, hal tersebut sama saja dengan menyiratkan adanya kekurangan Allah SWT.

Justru, masih menurut pendapat Ibnu Hajar Al Asqolani, setiap Muslim harus terus berpikir positif atas ketetapan Allah SWT, dengan berharap datangnya pengampunan atas segala dosa. Ingat sabda Nabi SAW: "Janganlah seseorang di antara kalian meninggal dunia, kecuali dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah," (HR Muslim).

Dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman, "Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik maka ia akan mendapatkan kebaikan. Adapun bila ia berprasangka buruk kepada-Ku maka dia akan mendapatkan keburukan" (HR Thabrani dan Ibnu Hibban).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement