REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Kelanjutan kiprah Romelu Lukaku di Liga Italia pada musim depan menjadi salah satu sorotan utama dalam beberapa pekan terakhir. Juventus muncul sebagai klub yang dikabarkan tengah melakukan negosiasi dengan penyerang asal Belgia tersebut.
Kembali ke Inter Milan pada awal musim ini, Lukaku datang dengan status pemain pinjaman dari Chelsea. Lukaku mampu mengemas 14 gol dan tujuh assist dari 34 penampilan pada sepanjang musim ini. Kondisi ini sudah cukup buat La Beneamata untuk memboyong penyerang berusia 30 tahun itu secara permanen pada jendela transfer musim panas tahun ini.
Di sisi lain, pelatih anyar Chelsea, Mauricio Pochettino, juga kabarnya tidak memasukan nama Lukaku dalam rencananya pada musim depan. The Blues dilaporkan siap melepas mantan penyerang Anderlecht itu dengan biaya transfer sekitar 40 juta euro.
Kendati begitu, rencana untuk merekrut Lukaku secara permanen ditinggalkan oleh manajemen La Beneamata. Pasalnya, eks penyerang Anderlecht itu dilaporkan sudah melakukan kontak dan negosiasi dengan Juventus, rival Inter Milan di pentas Serie A.
Manajemen I Bianconeri tertarik dengan gagasan mendatangkan Lukaku, tapi dengan syarat melepas penyerang asal Serbia, Dusan Vlahovic, dengan banderol transfer sekitar 70 juta euro hingga 80 juta euro. Namun, rencana ini mendapatkan kritik keras dari berbagai media olahraga asal Italia.
Dari segi perbedaan biaya transfer, Juventus memang berpeluang mendapatkan keuntungan besar dari rencana tersebut. Sementara melepas Vlahovic dengan nilai transfer mencapai 70 juta euro hingga 80 juta euro, I Bianconeri bisa mendatangkan Lukaku dengan biaya transfer sebesar 40 juta euro.
''Namun, dari besaran gaji, Juventus harus merogoh kocek lebih mahal apabila skenario pertukaran antara Lukaku den Vlahoic itu benar-benar terjadi. Faktanya, Lukaku memiliki gaji lebih tinggi mencapai 3,5 juta euro dibanding gaji Vlahovic,'' tulis laporan Tuttosports, Senin (17/7/2023).
Kondisi ini tentu akan membebani neraca keuangan I Bianconeri, terutama di pos gaji pemain. Tidak hanya soal gaji, melepas Vlahovic dan merekrut Lukaku juga dinilai menjadi blunder tersendiri. La Gazzetta dello Sport menyoroti soal perbedaan potensi yang masih dimiliki dua pemain tersebut.
''Telah berusia 30 tahun, kemampuan Lukaku rasanya tidak bisa meningkat secara drastis. Alhasil, valuasinya di bursa transfer akan terus menurun. Vlahovic, yang baru brusia 23 tahun, masih memiliki potensi yang cukup besar untuk bisa terus berkembang. Apabila mampu menunjukan peningkatan performa dan tampil konsisten, Vlahovic akan memiliki valuasi transfer lebih besar pada masa mendatang,'' tulis laporan La Gazzetta dello Sport.
Selain itu, La Gazzetta dello Sport juga mempertanyakan keputusan untuk mendatangkan Lukaku, terutama pasca penunjukan Christian Giuntoli sebagai Direktur Olahraga Juventus. Eks Direktur Olahraga Napoli itu dikenal sebagai sosok yang kerap mendatangkan pemain muda dan berada di bawah radar.
Prestasi terbaik Giuntoli adalah saat merombak skuad Napoli, yang akhirnya mampu meraih Scudetto pada musim ini. Keputusan mendatangkan Lukaku, lanjut laporan La Gazzetta dello Sports, tersebut lebih cocok dengan gaya perekrutan pemain yang biasa diterapkan oleh pelatih Juventus, Massmiliano Allegri.
''Apakah melepas pemain berusia 23 tahun dan menggantinya dengan striker berusia 30 tahun adalah keputusan yang tepat? Tidak hanya itu, apakah perekrutan Giuntoli dibutuhkan oleh Juventus, apabila akhirnya menerapkan strategi yang berbeda yang bisa dilakukan Giuntoli,'' lanjut laporan La Gazzetta dello Sports.