Senin 17 Jul 2023 20:01 WIB

Ulama-ulama Mesir Kecam Pernyataan Menteri Pertahanan Israel

Itamar Ben-Gvir sebut pembakaran Taurat di Swedia merupakan hasil Islam ekstremis

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir mengatakan pembakaran Taurat di Swedia merupakan hasil dari
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir mengatakan pembakaran Taurat di Swedia merupakan hasil dari

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mantan kepala Komite Fatwa di Al-Azhar Al-Shareef, Syekh Abdul Hamid Al-Atrash mengecam Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, yang mengatakan pembakaran Taurat di Swedia merupakan hasil dari "Islam ekstremis".

Pada Jumat (14/7/2023) lalu Swedia memberikan izin unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Israel di Stockholm. Para pengunjuk rasa berencana untuk membakar salinan Taurat.

Baca Juga

"Saya terkejut mendengar polisi Swedia menyetujui pembakaran Alkitab Yahudi di depan Kedutaan Besar Israel dengan dalih 'kebebasan berbicara, kerusakan terhadap benda-benda suci Yudaisme bukanlah kebebasan berekspresi, tetapi antisemitisme," katanya Ben-Gvir, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Senin (17/7/2023).

Ben-Gvir mengatakan ia meminta Menteri Luar Negeri Eli Cohen, untuk mengerahkan semua upayanya melawan pemerintah Swedia. Menurutnya Swedia sedang berhadapan dengan ekstremis Islam yang mengancam akan mengambil alih Swedia.

"Permusuhan terhadap Alquran dan Islam tidak akan pernah mempengaruhi mereka sama sekali. Permusuhan seperti itu telah ada sejak awal Islam. Hal ini tidak mempengaruhi Alquran atau Islam, tetapi selalu menjadi alasan untuk menyebarkan cahayanya di antara para pengikut baru," kata Al-Atrash, Senin (17/7/2023).

Sementara itu, mantan wakil menteri wakaf Mesir Sheik Saad Fiqi,  mengatakan: "Membenarkan pembakaran Alquran oleh Ben-Gvir dengan alasan Islam ekstremis, sementara mengutuk pembakaran Taurat sebagai antisemitisme, jelas-jelas merupakan tindakan rasisme."

Ia menambahkan Islam: memerintahkan semua pengikutnya untuk menghormati semua kitab suci dan tidak membuat perbedaan di antara mereka atau para rasul yang menerimanya dari surga.

Fiqi menekankan Israel negara jahat yang dijalankan "oleh gerombolan-gerombolan penjahat" sejak awal berdirinya hingga saat ini. Ia mengatakan negara itu tidak menghormati kitab suci, tempat-tempat suci atau para nabi. "Negara itu tidak akan bertahan selamanya. Ia akan segera memudar," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement