Senin 17 Jul 2023 20:06 WIB

Cerita Jumawan Selamatkan Spesies Penyu Lekang Pesisir Selatan Jawa

Hingga saat ini telah berhasil dikonservasi sebanyak 1.178 tukik.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan Pendiri komunitas Pandu Laut Nusantara, Susi Pudjiastuti, berparisipasi dalam pelepasliaran tukik Penyu Lekang di Pesisir laut Selatan Jawa, dalam kegiatan penyelamatan lingkungan, yang didukung oleh Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, di Pangandaran dan Cilacap, Senin (17/7)
Foto: Dokumen
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan Pendiri komunitas Pandu Laut Nusantara, Susi Pudjiastuti, berparisipasi dalam pelepasliaran tukik Penyu Lekang di Pesisir laut Selatan Jawa, dalam kegiatan penyelamatan lingkungan, yang didukung oleh Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, di Pangandaran dan Cilacap, Senin (17/7)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Upaya untuk menyelamatkan keberlangsungan populasi penyu Lekang (Lepidochelys olivaceae), di pantai selatan Jawa terus dilakukan oleh Bali Konservasi Penyu Nagaraja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Sejak dirintis empat tahun lalu, balai konservasi ini telah menyelamatkan ribuan ekor penyu Lekang dari ekploitasi yang mengabaikan klestarian salah satu satwa laut yang dilindungi dari kepunahan ini.  

Inisiator Balai Konservasi Penyu Nagaraja, Jumawan mengungkapkan, telur penyu Lekang banyak ditemukan di pesisir pantai selatan Jawa, pada musim bertelur sekitar April hingga Agustus.

Namun karena rendahnya kesadaran sebagian masyarakat di pesisir selatan Jawa, telur-telur penyu Lekang ini banyak diburu untuk diperjualbelikan, hingga mengabaikan upaya pelestarian dan keberlangsungan reptil laut tersebut.

“Prihatin atas kondisi ini, telur-telur penyu Lekang itu diselamatkan oleh Balai Konservasi Penyu Nagaraja, Cilacap, untuk dibiarkan menetas,” ungkapnya, Senin (17/7/2023).

Tukik yang telah menetas dari telur tersebut, jelasnya, kemudian dipelihara dan disiapkan selama 47 hari sebelum akhirnya dilepasliarkan kembali ke laut selatan Jawa, yang menjadi habitatnya.

Balai Konservasi Penyu Nagaraja, kata Jumawan, dibentuk melalui insiasi program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Fuel Terminal Maos sejak 2019.

Hingga saat ini telah berhasil mengonservasi sebanyak 1.178 tukik dan melepasliarkannya  kembali ke lautan, termasuk dalam kegiatan yang dilaksanakan bersama Pandu Laut Nusantara di pesisir Pangandaran hari ini.

Ia juga mengisahkan, pada awal-awal perjalanan merintis kegiatan konservasi ini jamak menghadapi tantangan, seperti bagaimana bernegosiasi kepada nelayan sekitar.

Termasuk memberikan edukasi bahwa telur penyu yang mereka temukan itu merupakan telur yang ilegal untuk diperjualbelikan, karena penyu merupakan satwa yang dilindungi oleh Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990.

Jumawan juga menyampaikan setiap April hingga Agustus, ia bersama tim konservasi berpatroli di malam hari untuk mencari telur penyu di pantai, dari malam hingga dini hari.

Dalam kegiatan ini ia juga dibantu oleh beberapa relawan untuk menyisir pantai, karena malam hari adalah waktu bagi para penyu dewasa menyimpan telur-telurnya di pasir pantai.

Upaya yang dilakukan ini semakin hari terus mendapatkan dukungan dari masyarakat. “Saat ini upaya untuk menyelamatkan telur penyu ini menjadi lebih mudah dibanding pada masa awal dirintisnya upaya konservasi,” jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement