Senin 17 Jul 2023 20:58 WIB

Kapolda Metro: Masalah Narkoba di Philadelphia AS Mengerikan

Kapolda yakin Indonesia tak akan seperti di Philadelphia.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memperlihatkan barang bukti narkoba saat pemusnahan dan pengungkapan kasus narkotika di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (27/6/2023). Ditresnarkoba Polda Metro Jaya beserta jajaran Polres mengungkap 23 kasus narkoba serta menetapkan 30 orang sebagai tersangka dengan barang bukti berupa sabu 34,51 kilogram, ganja 64,55 kilogram, ekstasi 23.594 butir, PCC 1.237.000 butir, baya 8.896.250 butir, tembakau sintetis 12,95 kilogram dan bibit sintetis 1,02 kilogram.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memperlihatkan barang bukti narkoba saat pemusnahan dan pengungkapan kasus narkotika di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (27/6/2023). Ditresnarkoba Polda Metro Jaya beserta jajaran Polres mengungkap 23 kasus narkoba serta menetapkan 30 orang sebagai tersangka dengan barang bukti berupa sabu 34,51 kilogram, ganja 64,55 kilogram, ekstasi 23.594 butir, PCC 1.237.000 butir, baya 8.896.250 butir, tembakau sintetis 12,95 kilogram dan bibit sintetis 1,02 kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memastikan bahwa fenomena 'zombie’ narkoba di kawasan Kensington Avenue di kota Philadelphia, tidak akan terjadi di Indonesia. Namun demikian pihaknya tetap memberikan perhatian khusus terhadap peredaran narkoba di wilayah hukum Polda Metro Jaya. 

"Yang masalah di Philadelphia ya, ya saya pernah lihat juga. Memang mengerikan keadaan di sana. Tapi saya yakin insya Allah tidak akan terjadi karena semua masyarakat Indonesia menolak narkoba," ujar Karyoto, saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (17/7). 

Baca Juga

Selain itu, Karyoto juga menyakini jika jenis narkoba yang memiliki efek pada penggunanya seperti zombie tersebut tidak akan masuk ke Indonesia. Mengingat masyarakat Indonesia sejatinya menolak kehadiran berbagai jenis narkoba. Dia juga menegaskan, pihaknya tidak akan 'tidur' untuk mencegah masuknya barang haram tersebut ke Indonesia.  

"Kita juga tidak kasat tidak tidur. Polsek tidak tidur dan bahakan pemerhati ahli narkoba sangat banyak. Artinya kita sepakat sifat merusaknya narkoba ini kita harus melakukan pengawasan secara bersama," tegas Karyoto. 

Namun demikian, Karyoto tidak memungkiri bahwa kesadaran masyarakat Indonesia terhadap narkoba masih belum terwujud. Kata dia, masyarakat mengganggap orang yang mengkonsumsi narkoba menjadi suatu aib. Sehingga keluarga akan menyembunyikan anggota keluarganya jika kedapatan mengkonsumi barang terlarang tersebut.

"Padahal negara melakukan upaya rehab secara gratis. Dulu saat saya di BNN kalau tidak salah mencapai 100 ribu rehab saja tidak tercapai," ungkap Karyoto.

Karena itu, Karyoto berharap, agar masyarakat yang mengetahui melihat adanya indikasi peredaran narkoba untuk segera melaporkan kepada pihak berwajib. Sehingga masyarakat bersama pihak aparat dan stakeholder lainnya dapat bersama-sama memerangi peredaran gelap narkoba. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement