Senin 17 Jul 2023 21:09 WIB

Ekonom Sebut Surplus Neraca Perdagangan Juni 2023 Tidak Sehat

Surplus neraca perdagangan terjadi bukan karena ekspor naik tetapi impor turun.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Deretan mobil menunggu dimuat ke kapal untuk diekspor di Pelabuhan Yantai di Provinsi Shangdong, China timur, pada 9 Mei 2023.
Foto: Xinhua
Deretan mobil menunggu dimuat ke kapal untuk diekspor di Pelabuhan Yantai di Provinsi Shangdong, China timur, pada 9 Mei 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2023 kembali mencatat surplus mencapai 3,45 miliar dolar AS. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menilai surplus tersebut dalam kondisi tidak sehat.

"Karena surplusnya bukan disebabkan peningkatan ekspor tapi impornya turun. Ekspornya sendiri juga turun," kata Faisal kepada Republika.co.od, Senin (17/7/2023).

Baca Juga

Dia menuturkan, penurunan impor lebih tajam dibandingkan ekspor membuat selisihnya melebar dibandingkan neraca perdagangan Mei 2023. Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2023 surplus sebesar 400 juta dolar AS namun pada Juni mencapai 3,5 miliar USD namun menurut Faisal, kondisi ekspor dan impornya turun.

"Impor turun lebih tajam secara bulanan sebesar 19 persen. Secara tahunan juga turun 21 persen," tutur Faisal.