Senin 17 Jul 2023 21:39 WIB

Direktur Tim Yamaha Merasa Aneh Lihat Tim Eropa Mulai Kuasai Balapan MotoGP

Dominasi Jepang seakan mulai tergusur oleh kebangkitan rival asal Benua Biru.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Pembalap MotoGP asal Prancis Fabio Quartararo dari tim Monster Energy Yamaha.
Foto: AP/Shuji Kajiyama
Pembalap MotoGP asal Prancis Fabio Quartararo dari tim Monster Energy Yamaha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur tim Yamaha Massimo Meregalli mengakui anjloknya reputasi Tim Garpu Tala dalam beberapa musim terakhir. Meski, Yamaha sempat meraih gelar juara MotoGP 2021.

"Kami mengalami masa-masa sulit lainnya, seperti dengan Vale dan Maverick Vinales. Saingan kami, terutama dari Eropa, telah melakukan peningkatan besar," kata Meregalli kepada Marca, Senin (17/7/2023).

Baca Juga

Fabio Quartararo mengantarkan kejuaraan 2021 dan satu putaran dari menjadi juara berturut-turut tahun lalu, tetapi sejak itu peruntungan Yamaha merosot tajam.

Quartararo berada di urutan kesembilan klasemen MotoGP, rekan setimnya Franco Morbidelli di urutan ke-11, dengan hanya satu podium di antara keduanya.

Pabrikan Jepang masih menguasai MotoGP. Tetapi, dominasinya seakan mulai tergusur oleh kebangkitan rival asal Benua Biru.

Ducati sendiri berhasil keluar sebagai pemenang sekaligus menguasai balap MotoGP, baik dari tim pabrikan maupun satelit.

Selain itu, Aprilia dan KTM sukses bertransformasi dari pabrikan gurem menjadi salah satu tim terkuat pada dua musim terakhir.

Meregalli merasa aneh melihat tiga pabrikan Eropa di atas dan dua produsen Jepang mengalami kesulitan.

"Tentu kita harus mengambil langkah untuk mengubah metode kerja. Kami sedang bekerja. Itu klise, tapi kita harus menyatukan cara orang Jepang dengan cara orang Eropa. Karena kami sudah memiliki basis di Italia, dengan insinyur Eropa," sambung Meregalli.

Yamaha identik dengan tahun-tahun kejayaan bersama Valentino Rossi. Bersama-sama, tim itu bergabung untuk memberi pembalap legendaris empat kejuaraan kelas utamanya.

Tetapi Yamaha meminta maaf kepada sang pembalap setelah 25 balapan tanpa kemenangan antara 2017 dan 2018 dan musim ini terasa suram bagi Yamaha.

"Yang pasti, ini merupakan awal musim yang sama sekali berbeda dari yang kami harapkan. Saya berharap hasilnya akan terlihat dalam waktu dekat," kata Meregalli.

Baik Yamaha maupun Honda memang masih mewakili kekuatan tradisional pada era MotoGP. Akan tetapi, dua tim tersebut mengalami penurunan baik dari segi performa mesin pun pembalap.

Contoh lain yaitu jomplangnya Marc Marquez dari kekuasaan bersama tim Repsol Honda. Rider asal Spanyol itu gagal bersaing dengan pembalap muda lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement