Selasa 18 Jul 2023 06:32 WIB

Mengapa PM Singapura Rahasiakan Perselingkuhan Antara Ketua Parlemen dan Anggotanya?

PM Singapura telah mengetahui hubungan perselingkuhan tersebut sejak 2020.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Pengunduran diri Ketua Parlemen Tan Chuan-Jin dan anggota parlemen, Cheng Li Hui karena perselingkuhan menunjukkan pemerintah memahami bahwa warga Singapura mengharapkan standar yang tinggi dari para pemimpin mereka. Tetapi, publik juga mempertanyakan alasan Perdana Menteri Lee Hsien Loong merahasiakan perselingkuhan itu.

Dalam konferensi pers pada Senin (17/7/2023), Lee mengatakan dia telah mengetahui hubungan perselingkuhan antara Tan dan Cheng beberapa waktu setelah Pemilihan Umum 2020. Lee kemudian menasihati keduanya.

Baca Juga

Pada Februari 2023, Lee kembali menasihati Tan dan Cheng. Namun, pada Juli, Lee mendegar kabar bahwa hubungan Tan dan Cheng masih berlanjut. Lee kemudian memutuskan bahwa Tan dan Cheng harus mengundurkan diri karena tidak pantas, karena seorang ketua parlemen memiliki hubungan dengan salah satu anggotanya.

Rekan peneliti senior di Institute of Policy Studies, Dr Gillian Koh mengatakan, ada pertanyaan tentang kesenjangan dalam garis waktu mengenai bagaimana sesuatu terjadi dan informasi yang dipublikasikan.

“Ini harus ditangani untuk membantu publik menilai tidak hanya sejauh mana komitmen Partai Aksi Rakyat (PAP) terhadap standar perilaku pribadi yang tinggi, tetapi juga terhadap transparansi dan akuntabilitas partai dan pemerintah sejalan dengan sistem nilainya,” kata Koh, dilaporkan The Straits Times.

Koh mengatakan, PAP perlu mengatasi masalah skandal tersebut. PAP juga harus dan menunjukkan bahwa ini bukan upaya untuk menyembunyikan transparansi.

Seorang analis urusan internasional senior di Solaris Strategies Singapore, Mustafa Izzuddin mengatakan, kemungkinan Lee mengumumkan pengunduran diri dan mengungkap skandal Tan dan Cheng, karena situasinya menjadi tidak dapat dipertahankan. “Mungkin telah dirasakan oleh pimpinan partai bahwa penting dan perlu untuk menghentikan masalah ini sejak awal, daripada membiarkannya membusuk,” kata Izzuddin.

Sebelumnya pada 2012, Ketua Parlemen Michael Palmer mengundurkan diri  beberapa hari setelah dia berterus terang tentang perselingkuhannya. Kepala Pengembangan Kebijakan, 

Evaluasi dan Analitik Data di Kantar Public, Leong Chan-Hoong mengatakan, Lee telah mengambil pendekatan yang lebih lembut dan terkalibrasi dalam menangani kontroversi tersebut.

"Kasus Tan adalah penyimpangan dari bagaimana perselingkuhan Tuan Palmer ditangani, tetapi Lee berusaha menangani masalah ini dengan cara yang lebih manusiawi," ujar Chan-Hoong.

Chan-Hoong mencatat bahwa PM Lee membuat keputusan sulit pada saat kritis yang membuat perselingkuhan antara Tan dan Cheng diketahui publik, terlepas dari kontroversi dan skandal PAP lainnya baru-baru ini. Pengungkapan perselingkuhan antara Tan dan Cheng terjadi setelah penyelidikan korupsi oleh Biro Investigasi Praktik Korupsi terhadap Menteri Transportasi S Iswaran minggu lalu.

Iswaran ditangkap dan dibebaskan dengan jaminan. Sebelumnya pada Juli, Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan dan Menteri Dalam Negeri dan Hukum K Shanmugam berada di bawah pengawasan Parlemen atas persewaan dua bungalo milik negara.

Leong mengatakan, Lee memilih untuk menyelesaikannya sekarang.  Hal ini menunjukkan bahwa dia mengambil pendekatan yang keras sebelum hal-hal ini muncul pada pemilihan umum berikutnya.

“Dia menunjukkan bahwa Pemerintah dan PAP bertekad untuk menyingkirkan mereka yang tidak dapat memenuhi standar ketat yang diharapkan dari partai dan politik Singapura," ujar Leong.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement