REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Arif Suhartono mengatakan Pelindo punya peranan besar dalam mempersingkat waktu port stay dan cargo stay. Arif mengatakan efisiensi port stay dan cargo stay menjadi kunci utama dalam meningkatkan kelancaran rantai logistik.
"Pada saat port stay dan cargo stay diperpendek, maka sailing time bertambah, artinya kargo yang dibawa kapal akan lebih banyak dalam satu waktu," ujar Arif saat Webinar Bincang Stranas PK bertajuk "Kok Bisa, Rapor Logistik Turun saat Pelabuhan di Indonesia 20 Besar Terbaik Dunia" di Jakarta, Selasa (18/7/2023).
Arif menyampaikan pengurangan port stay dan cargo stay telah dilakukan Pelindo melalui beberapa program strategis dengan standarisasi operasi dan digitalisasi layanan. Selain itu, Pelindo juga melakukan transformasi pada terminal yang ada di bawah perusahaan.
Arif menilai kedua strategi tersebut terbukti membuat proses Pelabuhan menjadi lebih efisien dan produktif. Arif mengatakan transformasi layanan operasional peti kemas dilakukan dengan sejumlah tahapan.
"Kita lakukan mulai dari basic improvement dulu seperti pemenuhan aspek dasar operasional hingga mapping kebutuhan dan kondisi, setelah itu baru kita bisa bicara sistemasi," ucap Arif.
Arif mengatakan Pelindo juga telah memiliki sistem digitalisasi pelayanan kapal bernama Phinnisi. Single platform tersebut bersifat end to end dengan menyediakan fitur terpadu, mulai dari order management, front end, back end, dalam proses layanan kapal serta mendukung pemenuhan siklus order to cash dan record to report dalam satu platform.
"Dalam sistem ini, kita melakukan transformasi sebelum kapal itu datang dan pergi. Sistem ini bisa menantau semua pergerakan kapal dari Pelabuhan Pelindo, jadi KPK juga bisa tracking," lanjut Arif.
Arif menyampaikan standarisasi layanan peti kemas berhasil menurunkan port stay dan cargo stay. Arif mencontohkan Pelabuhan Belawan kini mampu melayani 38 box ship hour (BSH) dari sebelumnya yang hanya 20 BSH. Pun dengan Pelabuhan Makassar dari 20 menjadi 34 BSH, Pelabuhan Ambon dari 12 BSH menjadi 26 BSH, Pelabuhan Sorong dari 10 BSH menjadi 25 BSH, dan Pelabuhan Nilam menjadi 35 BSH dari sebelumnya yang hanya 25 BSH.
Arif mengatakan peningkatan layanan BSH juga menekan port stay, seperti yang terjadi di Pelabuhan Belawan dari 55 Port Stay Hour (PSH) menjadi 32 hingga Pelabuhan Sorong dari 72 PSH menjadi 24 PSH.
"Transformasi layanan operasi telah mendatangkan benefit bagi Pelindo, baik efisiensi biaya operasional, potensi penambahan trafik, dan berkontribusi mendukung penurunan biaya logistik nasional," kata Arif.