REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jawa Barat (Jabar) melaporkan ada 92 jamaah haji yang meninggal di Arab Saudi tahun ini. Jumlahnya disebut meningkat dari tahun sebelumnya.
Menurut Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Jabar Boy Hari Novian, tahun lalu ada 15 jamaah haji yang meninggal dunia. Adapun saat ini sudah 92 orang. “Kuota (jamaah haji tahun ini) normal lagi dan rata-rata lebih banyak lansia (warga lanjut usia) kan,” kata Boy kepada wartawan, Selasa (18/7/2023).
Berdasarkan data yang diterima Kanwil Kemenag Jabar, 69 jamaah haji yang wafat berasal dari embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) dan 23 jamaah haji dari embarkasi Kertajati (KJT). Rata-rata jamaah haji yang meninggal dunia ini kalangan lansia. “Rata-rata usia jamaah yang meninggal dunia 61-70 tahun dan 71-80 tahun,” ujar Boy.
Puluhan jamaah haji asal Jabar yang meninggal dunia di Arab Saudi dikabarkan sakit. Seperti sakit jantung. “Sakit jantung (cardiovascular disease) dengan total 33 jamaah dan infeksi luas (septic shock) dengan 26 jamaah,” kata Boy.
Boy mengatakan, Kanwil Kemenag Jabar berupaya melakukan pendampingan pada seluruh jamaah haji asal Jabar di Arab Saudi. Menurut dia, tim medis juga bekerja maksimal untuk mendampingi para jamaah haji asal Jabar saat melaksanakan ibadah di Tanah Suci.
Kanwil Kemenag Jabar mendapat laporan soal seorang jamaah haji asal Kabupaten Majalengka, bernama Suharja, yang dilaporkan hilang. Setelah tidak diketahui keberadaannya selama sekitar dua pekan, Suharja ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, Ahad kemarin.
Boy mengatakan, almarhum Suharja ditemukan di salah satu rumah sakit di Mina, Arab Saudi. “Sudah ketemu, meninggal, ditemukan di rumah sakit Mina. Ditemukan karena enggak ada gelang identitas. Istrinya yang sudah di Madinah dibawa dulu untuk memastikan,” ujar Boy.