REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan kucing mati secara mendadak di daerah Sunter, Jakarta Utara, pada (6/7/2023). Dalam hal ini, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menanggapi hal tersebut.
"Sedang diambil sampelnya, nunggu proses. Kemarin hasilnya negatif. Tidak ada yang dicermati, hal-hal sebagai penyakit menular itu tidak ada. Tapi terus didalami," kata Heru kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat pada Selasa (18/7/2023).
Sebelumnya diketahui, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kota Administrasi Jakarta Utara telah melakukan investigasi terkait kematian massal puluhan kucing di wilayah RW 05 Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok. Ada sebanyak 21 ekor kucing yang mati tanpa penyebab yang pasti.
"Kami mengetahui kejadian tersebut (berita kematian kucing) di Kelurahan Sunter Agung dari media sosial. Dari kejadian tersebut, kami telah menurunkan tim untuk melakukan pemantauan sekaligus pemeriksaan," kata Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Utara Unang Rustanto pada Rabu (12/7/2023).
Unang menerangkan, sebelum mati, kucing-kucing tersebut kejang dan mengeluarkan cairan pada kelaminnya.
"Warga menerangkan pada kami sesaat sebelum mati, kucing-kucing itu mengalami kejang-kejang dan mengeluarkan air seni. Saat ini kami masih melakukan observasi dan penelitian terhadap bangkai kucing-kucing tersebut dengan mengirimkan ke Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan (Pusyankeswan) Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta," kata dia.
Ia mengaku masih mencari penyebab pasti dari kejadian tersebut, hasil laboratorium akan keluar dalam waktu tiga hari.
"Sejak 6 Juni hingga Selasa (11/7) 2023 kemarin, ada sudah sebanyak 21 kucing mati tanpa penyebab yang pasti. Dari total 21 ekor yang terdata mati, sebanyak 20 ekor diantaranya kucing peliharaan warga dan satu kucing liar," kata dia.