Selasa 18 Jul 2023 20:20 WIB

Angka Pengangguran Pemuda di China Capai Rekor Tertinggi

Kondisi ini akibat kesenjangan kemampuan dengan permintaan SDM di lapangan.

Seorang pria mengenakan masker saat berjalan membawa bendera Cina di Guangzhou, Guangdong, Cina, Selasa (28/4).
Foto: EPA-EFE / ALEX PLAVEVSKI
Seorang pria mengenakan masker saat berjalan membawa bendera Cina di Guangzhou, Guangdong, Cina, Selasa (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pengangguran kaum muda di China telah mencapai rekor tertinggi baru karena pemulihan pasca-pandemi negara itu terputus-putus.

Tingkat pengangguran warga berusia 16 hingga 24 tahun di daerah perkotaan naik menjadi 21,3 persen bulan lalu, angka resmi menunjukkan. Itu terjadi ketika ekonomi terbesar kedua di dunia itu hanya tumbuh 0,8 persen dalam tiga bulan hingga akhir Juni.

Baca Juga

Analis mengatakan laju pertumbuhan yang lemah telah meningkatkan harapan bahwa pihak berwenang akan segera mengumumkan langkah-langkah baru untuk meningkatkan perekonomian. Biro Statistik Nasional China mengatakan data "menunjukkan momentum pemulihan yang baik".

Menurut angka resmi yang dirilis pada hari Senin (17/7/2023), ekonomi China tumbuh sebesar 6,3 persen pada kuartal kedua secara tahunan. Ini melampaui pertumbuhan pada kuartal pertama tetapi meleset dari ekspektasi analis. 

"Kekecewaan terlihat jelas dalam penjualan ritel dan investasi perumahan. Ini, ditambah dengan laporan perdagangan, inflasi dan kredit sebelumnya, menegaskan kembali pandangan kami bahwa momentum pertumbuhan yang mendasarinya masih sangat lemah," kata Kepala Ekonom Asia Pasifik di perusahaan investasi Vanguard, Qian Wang, kepada BBC.

Permintaan global untuk barang-barang China telah turun secara signifikan. Ada juga kekhawatiran atas membengkaknya utang pemerintah daerah dan pasar perumahan.

Ketenagakerjaan muda diawasi dengan ketat oleh para ekonom karena rekor 11,58 juta lulusan universitas diharapkan memasuki pasar pekerjaan China tahun ini. Tingkat pengangguran pemuda perkotaan telah meningkat selama beberapa bulan. Hal ini disebabkan faktor-faktor termasuk ketidaksesuaian kemampuan para pencari kerja dan pekerjaan yang tersedia di lapangan saat ini.

Pihak berwenang telah mengakui bahwa pengangguran kaum muda mungkin akan terus meningkat dalam beberapa bulan mendatang, sebelum mencapai puncaknya sekitar bulan Agustus.

Kaum muda yang menganggur membentuk hanya 1,4 persen dari tenaga kerja potensial di daerah perkotaan China, Dan Wang, kepala ekonom di Hang Seng Bank China memperkirakan. Namun, dia mengatakan, masalah pengangguran kaum muda "memerlukan tanggapan kebijakan yang lebih langsung, karena kelompok populasi ini cukup vokal di dunia maya."

"Ekspresi ketidakpuasan mereka terhadap situasi saat ini dapat memicu hilangnya kepercayaan yang lebih luas terhadap perekonomian," tambahnya.

China mulai menerbitkan angka pengangguran kaum muda pada 2018. Namun, saat ini belum merilis data tentang status pekerjaan kaum muda di daerah pedesaan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement