Selasa 18 Jul 2023 20:53 WIB

Habib Nabiel Ajak Para Pemimpin Bangsa Gunakan Momentum Tahun Baru Hijriyah untuk Berbenah

Habib Nabiel menilai tahun baru Islam jadi momentum perubahan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Habib Nabiel Almusawa
Foto: Republika/Havid Al Vizki
Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Habib Nabiel Almusawa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pimpinan Majelis Rasulullah SAW, Habib Nabiel Al Musawa mengajak setiap elemen bangsa menjadikan momentum tahun baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriyah untuk bermuhasabah dan melakukan perbaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada para pemimpin bangsa, Habib Nabiel berpesan agar menjaga kepercayaan masyarakat. 

"Pesan saya untuk para penguasa, hendaknya momentum hijrah ini digunakan untuk bertobat, Istighfar. Jangan sampai rakyat it terus jadi ngga percaya dengan penguasa, ngga percaya dengan pemimpin. Kita disuruh taat kepada Ulil Amri, tetapi bukan yang korup, bukan yang mengkhianati rakyat, bukan yang menyebarkan fitnah, bukan yang seperti itu," kata Habib Nabiel saat ditemui Republika.co.id di sekretariat kantor pusat Majelis Rasulullah SAW di Jakarta Selatan pada Selasa (18/07/2023).  

Baca Juga

Ia berharap di tahun baru 1445 H, para pemimpin bangsa semakin mengayomi rakyat dan menjadi teladan yang baik bagi rakyat. Sementara itu, Habib Nabiel juga mengajak umat Muslim di Tanah Air agar menjadikan momentum tahun baru Islam tidak hanya untuk memperbaiki dan meningkatkan sisi spiritual, tapi juga memperbaiki diri dalam kehidupan berbangsa. 

Ia mengajak agar masyarakat menghormati jasa para pahlawan, yang sebagian besar dimotori oleh para ulama dan para habib, dalam memperjuangkan NKRI. Ia mengatakan bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, justru sebaliknya setiap sila merupakan ajaran pokok dalam Islam. 

"Jadi saya ingin sampaikan bahwa pancasila Bhineka Tunggal Ika itu tidak ada masalah dengan islam. Oleh sebab itu masyarakat harusnya mensyukuri itu. Jadi jangan kemudian bikin Negara islam, NII, lalu ada aliran sesat akhirnya kemarin itu. Yang seperti itu ngga syukur namanya. (Pancasila) ini yang sudah disepakati oleh para pahlawan yang juga para ulama," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement