Selasa 18 Jul 2023 23:26 WIB

Penyebab Telinga Sakit Ketika Naik Pesawat

Penumpang maupun awak pesawat bisa mengalami tekanan pada telinga.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Kursi pesawat (ilustrasi). Saat berada di pesawat, tak jarang telinga penumpang merasa sakit.
Foto: www.freepik.com
Kursi pesawat (ilustrasi). Saat berada di pesawat, tak jarang telinga penumpang merasa sakit.

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sulit untuk mengalahkan kecepatan perjalanan udara. Hanya dalam beberapa jam, Anda bisa melintasi ribuan kilometer di beberapa negara. Meski begitu, perjalanan udara tidak sepenuhnya nyaman.

Penumpang maupun awak pesawat bisa mengalami tekanan pada telinga, yang tentunya membuat tidak nyaman dan menyakitkan. Fenomena ini sangat umum terjadi dan biasa disebut airplane ear atau telinga berdengung saat naik pesawat.

Kepala petugas medis di WebMD, dr John Whyte, mengatakan telinga berdengung adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara antara telinga bagian dalam dan lingkungan sekitar selama perjalanan udara. Fenomena ini juga dikenal sebagai barotrauma telinga, barotitis media, atau aerotitis media.

“Biasanya terjadi saat lepas landas atau mendarat, menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit di telinga. Perubahan tekanan dapat menyebabkan gendang telinga meregang atau dalam kasus yang jarang terjadi, bahkan pecah. Hal ini menyebabkan rasa sakit, yang dapat muncul sebagai telinga yang terasa tersumbat atau berdengung,” kata Whyte seperti dilansir Huffington Post, Selasa (18/7/2023).

Faktor-faktor tertentu dapat memperburuk gejala, seperti mengalami hidung tersumbat, infeksi saluran pernapasan, atau alergi. Bagian-bagian telinga juga biasanya tidak berfungsi dengan baik ketika seseorang mengalami hidung tersumbat.

"Anak-anak kecil biasanya merasakan tekanan yang lebih parah karena saluran telinga mereka jauh lebih kecil," kata Whyte.

Lantas bagaimana cara mengatasi kondisi ini? Ahli bedah dr Bradley B Block mengatakan, cara untuk membuka tuba eustachius antara lain dengan menelan, menguap, dan membuang ingus. Terkadang tablet hisap atau permen karet juga direkomendasikan karena keduanya bisa memicu lebih banyak air liur untuk menelan.

“Jika menguap, menelan, membuang ingus, atau mengunyah permen karet tidak membantu menyeimbangkan tekanan di telinga dan meredakan gejala, ada beberapa hal lain yang dapat Anda coba, seperti mencubit hidung dan meniup dengan lembut sambil menjaga mulut tetap tertutup,” kata Block.

Selain itu, obat seperti dekongestan dan semprotan hidung juga dapat membantu meredakan hidung tersumbat, dan menyeimbangkan tekanan. Whyte kemudian mengungkap bagaimana mencegah kondisi airplane ear selama penerbangan.

Salah satunya adalah menghindari konsumsi alkohol, minum banyak air, dan menahan diri untuk tidak tidur selama lepas landas dan mendarat. Jika Anda memiliki hidung tersumbat, Block menyarankan untuk minum obat untuk meningkatkan fungsi hidung. Ini dinilai bisa menjadi cara untuk mencegah kejadian airplane ear.

“Cara lain untuk mencegah airplane ear adalah dengan menggunakan penyumbat telinga khusus. Penyumbat telinga ini memiliki filter keramik di dalamnya, dan karena keramik berpori, memungkinkan sedikit udara mengalir, sehingga telinga memiliki lebih banyak waktu untuk menyeimbangkan tekanan,” kata Block.

Pada dasarnya, penyumbat telinga membantu dengan memperlambat perubahan tekanan dan memberi telinga Anda lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

“Jika rasa sakit terus berlanjut lama setelah pesawat mendarat atau Anda mengalami kesulitan mendengar, carilah bantuan medis untuk menentukan tindakan terbaik,” kata Block.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement