Rabu 19 Jul 2023 05:02 WIB

Jangan Sampai Kena Mental, Lakukan Batasan Ini

Batasan psikologis menjaga martabat pribadi kita tetap utuh dan tidak terusik.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Dalam interaksi sosial, kita perlu menetapkan batasan yang sehat agar martabat pribadi kita tetap utuh dan tidak terusik (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Dalam interaksi sosial, kita perlu menetapkan batasan yang sehat agar martabat pribadi kita tetap utuh dan tidak terusik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap hubungan yang dimiliki seseorang, baik dengan anggota keluarga, pasangan, sahabat, kolega kerja, dan dengan pihak lainnya, perlu memiliki batasan psikologis. Hal itu sangat penting untuk perlindungan diri dan terwujudnya interaksi yang sehat.

Namun, masih banyak orang belum memahami seperti apa batasan yang perlu ditetapkan. Psikolog konseling yang terdaftar di Psychological Society of Ireland, Niamh Delmar, membagikan kiat untuk menetapkan batasan yang sehat dalam berbagai jenis hubungan.

Baca Juga

Delmar mengatakan, sebagian orang hampir tak punya batasan sehingga wilayah emosionalnya rentan "diinjak-injak" secara tidak tepat. Di sisi ekstrem lainnya, beberapa orang membangun tembok tinggi sehingga justru mengisolasi dan membatasi hubungan sosial.

Batasan yang dimaksud adalah batasan psikologis yang menjaga martabat pribadi kita tetap utuh dan tidak terusik. Itu adalah standar perlakuan yang diharapkan seseorang dari orang lain dan pedoman yang secara umum berlaku untuk keterlibatan sosial.

"Menetapkan dan mempertahankan batasan yang sehat adalah proses berkelanjutan yang kompleks, dan merupakan bagian integral dari kesejahteraan psikologis," ujar Delmar, dikutip dari laman RTE, Rabu (19/7/2023). Berikut cara menetapkan dan mempertahankan batasan yang dia sarankan.

 

1. Kesadaran diri

Untuk bisa menetapkan batasan, seseorang perlu punya tingkat kesadaran diri yang cukup, menghormati dirinya dan orang lain. Salah satu ciri batasan sehat adalah tidak ragu mengatakan "tidak" untuk permintaan orang lain yang dianggap tak sesuai.

 

2. Ketahui lingkaran sosial

Akan ada orang selain diri sendiri yang berada di lingkaran dalam, lingkaran luar, dan area pinggiran lingkaran sosial, dan itu bisa berubah sepanjang hidup. Dengan mengetahui lingkarannya, seseorang akan tahu batas relasi yang sifatnya sangat dekat dan seterusnya.

 

3. Peningkatan harga diri

Bagaimana perasaan seseorang tentang dirinya terkait erat dengan batasan dalam relasi yang diterapkan. Membuat batasan mencerminkan kebutuhan seseorang terkait harga diri. Semakin tinggi harga diri, semakin sehat batas-batasnya. Apa yang bisa diterima dan tidak bisa diterima menjadi lebih jelas.

 

4. Belajar dari interaksi

Seperti disampaikan Delmar, membangun batasan psikologis dalam berbagai relasi merupakan proses berkelanjutan yang kompleks. Dia menyarankan untuk selalu belajar dari interaksi dengan orang lain, terutama jika pernah ada batasan yang dilanggar.

 

5. Komunikasi

Saat ada masalah terkait batasan, selalu komunikasikan dengan cara yang tenang, tegas, dan dewasa. Misalnya, ada seseorang yang ingin tahu tentang aspek kehidupan pribadi Anda, dan kita tidak nyaman membicarakannya, maka ucapkan ketidaknyamanan itu dengan jelas.

Beberapa percakapan mungkin terasa sulit, tetapi sangat perlu. Jangan pernah mengorbankan batasan yang sudah Anda tetapkan hanya demi kesopanan atau akibat tekanan dari orang lain. Setiap orang berhak untuk merasa nyaman dan aman secara emosional saat berinteraksi dengan orang lain, begitu juga sebaliknya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement