Rabu 19 Jul 2023 18:12 WIB

Bisa Cegah Kebocoran Data, Microsoft Lakukan Ini

Microsoft membuat versi mesin pencari Bing yang lebih aman.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Microsoft mengumumkan akan mengenakan biaya setidaknya 53 persen lebih untuk mengakses fitur kecerdasan buatan (AI) baru dalam perangkat lunak perkantorannya.
Foto: ©Mashable
Microsoft mengumumkan akan mengenakan biaya setidaknya 53 persen lebih untuk mengakses fitur kecerdasan buatan (AI) baru dalam perangkat lunak perkantorannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Microsoft mengumumkan akan mengenakan biaya setidaknya 53 persen lebih untuk mengakses fitur kecerdasan buatan (AI) baru dalam perangkat lunak perkantorannya. Perusahaan juga mengatakan akan membuat versi mesin pencari Bing yang lebih aman dan akan tersedia untuk bisnis.

Ini bertujuan untuk mengatasi masalah perlindungan data mereka, menumbuhkan minat mereka pada AI dan lebih bersaing dengan Google. Pada konferensi Inspire virtual-nya, perusahaan mengatakan pelanggan akan membayar 30 dolar AS per pengguna, per bulan untuk kopilot AI di Microsoft 365 yang dapat membuat draf email di Outlook, menulis dokumen di Word, dan membuat hampir semua data karyawan dapat diakses melalui perintah sebuah chatbot.

Baca Juga

Pemutakhiran sukarela berada di atas daftar publik dengan paket bulanan mulai dari 12,50 dolar AS per pengguna hingga 57 dolar AS. Artinya, kopilot dapat melipatgandakan biaya untuk beberapa pelanggan Microsoft.

Wakil Presiden Korporat, Jared Spataro, mengatakan alat tersebut akan terbayar dengan sendirinya melalui penghematan waktu dan peningkatan produktivitas. “Anda tidak mencatat lagi dalam rapat dan tidak menghadiri beberapa rapat. Itu hanya mengubah cara Anda bekerja,” kata Spataro, dilansir Reuters, Rabu (19/7/2023).

Spataro menolak untuk memperkirakan pendapatan dari copilot yang setidaknya telah diuji oleh 600 perusahaan sejak peluncuran pada bulan Maret. Program AI yang berpotensi mahal untuk dioperasikan, belum tersedia secara umum.

Sementara itu, Microsoft mengarahkan bisnis ke Bing Chat Enterprise, bot di mesin pencarinya yang dapat menghasilkan konten dan memahami internet. Ini disertakan dengan langganan yang digunakan oleh sekitar 160 juta pekerja.

Tidak seperti Bing publik yang telah diakses jutaan peselancar web dalam beberapa bulan terakhir, versi perusahaan tidak akan mengizinkan tampilan atau penyimpanan data pengguna apa pun untuk melatih teknologi yang mendasarinya. Seorang karyawan harus masuk dengan kredensial kerja untuk mendapatkan perlindungan.

Peluncuran ini mengikuti kekhawatiran industri yang berkembang tentang staf yang memasukkan informasi rahasia ke dalam chatbot publik. Sebab, data dapat dibaca oleh peninjau manusia atau dapat direproduksi oleh AI dengan petunjuk yang cermat.

Spataro mengatakan Microsoft telah memperjelas kebijakan privasinya dan sangat ingin menghadirkan AI kepada konsumen. Perusahaan juga mengumumkan kemampuan untuk mengunggah gambar dan mencari konten terkait, seperti yang diizinkan Google.

Dorongan perusahaannya untuk Bing dapat membantu upaya merebut pangsa iklan pencarian dari Google. Ini juga dapat menarik pelanggan ke Microsoft 365 Copilot, pemutakhiran AI yang memberikan akses ke data bisnis dan kontrol kepatuhan. “Ini langkah yang sangat strategis bagi kami," ujar Spataro. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement