Rabu 19 Jul 2023 12:26 WIB

PBB Cari Cara Hidupkan Kembali Kesepakatan Gandum Laut Hitam

Kesepakatan gandum Laut Hitam untuk mengatasi krisis pangan dunia akibat invasi Rusia

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Perjanjian Koridor Gandum Laut Hitam yang disepakati Rusia-Ukraina.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Perjanjian Koridor Gandum Laut Hitam yang disepakati Rusia-Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan terdapat "sejumlah gagasan yang dilontarkan" untuk membantu gandum dan pupuk Ukraina dan Rusia masuk ke pasar global. Hal ini disampaikan setelah Moskow menarik diri dari kesepakatan ekspor gandum dari Pelabuhan Laut Hitam.

Kesepakatan Laut Hitam yang ditengahi PBB dan Turki pada Juli tahun lalu untuk mengatasi krisis pangan dunia yang diperburuk invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Ukraina dan Rusia merupakan negara-negara penghasil gandum dunia.

Baca Juga

Mundurnya Rusia dari kesepakatan itu, termasuk mencabut jaminan navigasi aman di Laut Hitam, juga mengakhiri perjanjian antara PBB dengan Moskow. Di mana PBB setuju membantu agar pangan dan pupuk Rusia masuk ke pasar global.

"(Namun, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres) akan terus mengeksplorasi semua jalan untuk memastikan gandum Ukraina, gandum Rusia, pupuk Rusia masuk ke pasar global," kata Dujarric, Selasa (18/7/2023).

"Terdapat sejumlah gagasan yang dilontarkan," ujarnya tanpa memberikan penjelasan lebih mendalam.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan sudah menemukan alternatif dari kesepakatan gandum Laut Hitam. "Saat ini sudah ada pembahasan yang sangat aktif," katanya.

Uni Eropa mengatakan akan mencari cara untuk mengirimkan gandum Ukraina lewat jalan darat dan kereta. Walaupun Kuleba mengapresiasi upaya Uni Eropa, menurutnya ekspor Ukraina ke Eropa tidak akan bisa "mengganti hilangnya pengiriman dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam."

Kuleba mengatakan, fokus mengaktifkan kembali pengiriman dari Laut Hitam dengan melanjutkan kerangka kerja yang ada atau menciptakan model baru. "Masalahnya, tentu, apa yang terjadi bila Rusia memutuskan menyerang kapal yang membawa gandum," ujarnya.

"Kami harus mengambil risiko dan kami telah menunjukkan kami dapat membawanya tanpa Rusia," katanya saat berkunjung ke PBB.

Rusia menyerang pelabuhan Odesa, satu hari setelah mundur dari kesepakatan gandum. Kremlin juga memperingatkan setiap upaya mengirimkan gandum dari pelabuhan-pelabuhan Laut Hitam, Ukraina tanpa jaminan keamanan dari Rusia akan beresiko sebab Ukraina juga menggunakan perairan itu untuk aktivitas militer.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement