REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Edwin Senjaya menceritakan pengalaman hidupnya yang pernah bergelut di dunia hitam. Kisah itu disampaikan di hadapan anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) dan komunitas motor, seperti Moonraker, GBR, dan XTC.
“Saya itu (dulu) lebih gangster dari gangster,” kata Edwin, saat acara Silaturahim dan Tabligh Akbar yang digelar ormas 234 Solidarity Community (SC) di halaman Masjid Baiturrahman, Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (19/7/2023).
Dalam acara momen tahun baru Islam itu, Edwin mengaku mendapat banyak pelajaran dari pengalaman hidup yang keras dulu di dunia hitam. Seiring perjalanan waktu, akhirnya ia meninggalkan hal-hal negatif itu dan berhijrah. Ia pun mengabdi sebagai wakil rakyat, sampai mendapat amanah sebagai wakil ketua DPRD Kota Bandung.
Dari pengalaman hidupnya itu, Edwin mengajak anggota ormas maupun komunitas motor meninggalkan aktivitas-aktivitas negatif, seperti mabuk-mabukan. Stigma tentang ormas atau komunitas motor yang dilabeli gangster, senang berbuat keributan, dan perilaku buruk lainnya diharapkan bisa segera ditanggalkan.
Edwin mengajak anggota ormas dan komunitas motor, yang banyaknya merupakan pemuda, untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan menjalankan kegiatan-kegiatan positif. Tak lupa juga soal ibadah dan bakti kepada orang tua. “Kewajiban sholat lima waktu tidak ditinggalkan, berbakti kepada orang tua,” ujarnya.
Edwin mengapresiasi kegiatan silaturahim dan tabligh akbar yang melibatkan berbagai ormas dan komunitas motor ini. Diharapkan kegiatan ini menguatkan tali persaudaraan, serta mengarahkan para anggota ormas maupun komunitas motor menuju jalan yang lebih baik.
“Kita berharap kegiatan ini membawa pemuda berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik, sekaligus melakukan sesuatu positif dan bermanfaat di Kota Bandung,” ujar pria kelahiran Bandung itu.
Edwin pun mengharapkan kegiatan semacam itu dapat berjalan berkesinambungan, termasuk kegiatan kajian keagamaan untuk mengajak pemuda berhijrah.
Di sela-sela kegiatannya sebagai anggota dewan, Edwin mengaku banyak mengisi kajian-kajian keislaman. Ia juga menginisiasi kegiatan kajian keagamaan dan Alquran untuk para pemuda.
Sebagai pendiri Bandung Fighting Club (BFC), Edwin mengaku menerapkan aturan tegas bagi seluruh anggota. Para anggota BFC dilarang keras melakukan hal-hal negatif, seperti berbuat onar, merusak, juga minum minuman keras.
Edwin mengharapkan BFC juga menjadi jalan bagi mereka yang ingin berhijrah. Dengan pola pembinaan yang dilakukan seperti itu, ia berbangga sebab anggota BFC banyak yang meraih prestasi. Termasuk mencetak sejarah dengan tiga orang anggotanya menjadi juara di kejuaraan MMA secara bersamaan.