REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan dua pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan tiga pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) dengan total kapasitas 36,6 megawatt (MW). Pengoperasian pembangkit listrik bersih itu secara langsung ikut mendorong peningkatan bauran energi baru-terbarukan.
Lima pembangkit tersebut terdiri dari PLTA Krueng Isep Ekspansi 10 MW yang terletak di Aceh, PLTA Batu Gajah Ekspansi 6 MW yang terletak di Sumatra Utara, PLTM Sukarame dengan kapasitas 2x3,5 MW yang terletak di Lampung, PLTM Anggoci dengan kapasitas 9 MW dan PLTM Sisira Simandame 4,6 MW yang terletak di Sumatra Utara.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menjelaskan, pemerintah terus mendorong pemanfataan keragaman sumber daya energi baru-terbarukan (EBT) yang ada di Indonesia.
"Kita punya sumber daya hidro yang di beberapa tempat telah digunakan PLN sebagai based load. Nah, ini yang membuat kami di Kementerian ESDM yakin bahwa kita bisa semakin meningkatkan pemanfaatan sumber daya EBT kita ke depan," kata Dadan dalam keterangan resmi, Kamis (20/7/2023).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pihaknya terus membangun pembangkit listrik berbasis energi bersih, salah satunya yang bersumber dari air.
"Indonesia memiliki potensi sumber energi air yang melimpah. Hal ini menjadi kekuatan kita untuk bisa beralih dari sumber energi fosil ke sumber energi domestik. Langkah ini sekaligus untuk memperkuat ketahanan energi," kata Darmawan.
PLN terus meningkatkan kapasitas energi bersih untuk mengejar target net zero emission 2060. Pertumbuhan penambahan kapasitas pembangkit berbasis EBT dari tahun ke tahun juga terus tumbuh.
Hingga Mei 2023, PLN juga tercatat telah mengoperasikan pembangkit listrik yang bersumber dari air berkapasitas total 5.651 MW.