Kamis 20 Jul 2023 15:19 WIB

Pengamat: Segelintir Elite PDIP 'Ogah' Menangkan Ganjar

Pengamat sebut ada keengganan segelintir elit di internal PDIP untuk menangkan Ganjar

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pengamat sebut ada keengganan segelintir elit di internal PDIP untuk menangkan Ganjar.
Foto: Alfian Choir/ Republika
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pengamat sebut ada keengganan segelintir elit di internal PDIP untuk menangkan Ganjar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manuver sejumlah elite PDIP mengisyaratkan dukungan ke bakal calon presiden Prabowo Subianto berapa waktu terakhir dinilai menyiratkan keengganan segelintir pihak untuk memenangkan Ganjar Pranowo. Seusai Effendi Simbolon menilai Prabowo layak memimpin Indonesia pada 2024, terbaru ada Budiman Sudjatmiko yang menemui Prabowo.

Pengamat politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, situasi saat ini sebenarnya imbas dari pengusungan Ganjar oleh PDIP. Ini karena sebagian elite PDIP tidak mendukung pengusungan Ganjar dan secara terang mengkritik Ganjar.

Baca Juga

"Sekarang situasi kekecewaan atas pilihan partai pada Ganjar mengemuka, mereka berbondong dukung Prabowo," ujar Dedi dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Kamis (20/7/2023).

Dedi menilai, selain keengganan memenangkan Ganjar, ada nuansa pesimisme terhadap kemenangan Ganjar di pilpres. Hal ini karena dari hasil survei, suara Ganjar lebih rendah dibandingkan Prabowo.

"Juga karena sebagian elite mengetahui kekuatan Ganjar yang tidak cukup meyakinkan untuk menang, bahkan dalam survei IPO Ganjar memang tidak miliki suara cukup besar dibanding Anies dan Prabowo," katanya.

"Juga, ada nuansa optimisme jika Prabowo diprediksi memenangi pertarungan, sehingga dukungan elite PDIP diorientasikan untuk mendapatkan kekuasaan pada 2024," ujarnya.

Pencapresan Ganjar akan terancam ...

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement