REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan, saat ini negaranya masih berharap dapat melakukan normalisasi diplomatik dengan Arab Saudi. Dia pun mengapresiasi peran Amerika Serikat (AS) yang mencoba menjembatani hubungan Tel Aviv dan Riyadh.
“Israel berterima kasih kepada AS karena berupaya membangun hubungan damai antara Israel dan Kerajaan Arab Saudi, negara terkemuka di kawasan dan dunia Muslim. Kami berdoa agar momen ini datang,” kata Herzog saat berbicara di Kongres AS, Rabu (19/7/2023), dikutip laman Al Arabiya.
Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah secara terbuka menyampaikan keinginannya untuk melakukan normalisasi diplomatik dengan Saudi. Netanyahu menilai, jika normalisasi terealisasi, hal itu akan menjadi sebuah lompatan besar.
Bulan lalu Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan, dia optimistis negaranya dapat memperluas hubungan dengan lebih banyak negara Arab dan Muslim. Cohen mengungkapkan, kawasan Arab telah berubah dramatis sejak Israel menandatangani Abraham Accords pada 2020, yakni kesepakatan pemulihan hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko. Sebelum kesepakatan tersebut lahir, Israel sudah memiliki relasi diplomatik dengan Mesir dan Yordania.
“Saya sangat optimistis bahwa kami akan dapat memperluas hubungan kami dengan lebih banyak negara Arab dan Muslim,” kata Cohen di sela-sela kunjungannya ke Wina, Austria, 1 Juni 2023 lalu.
Eli Cohen juga pernah menyinggung tentang potensi normalisasi diplomatik antara Israel dan Arab Saudi. Menurutnya, normalisasi relasi dengan Riyadh hanya masalah waktu. “Ini bukan soal jika, tapi kapan. Kami dan Arab Saudi memiliki kepentingan yang sama,” kata Cohen, dikutip laman Middle East Monitor, 22 Mei 2023.
Sejauh ini Saudi tidak menggubris keinginan Israel untuk melakukan normalisasi hubungan dengannya. Saudi pun telah beberapa kali menegaskan bahwa mereka tetap berpegang pada Inisiatif Perdamaian Arab. Artinya pembukaan hubungan resmi dengan Israel hanya akan dilakukan jika mereka telah hengkang dari wilayah yang didudukinya, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Lebanon.