Kamis 20 Jul 2023 21:22 WIB

Pengakuan Pengemudi Truk tentang Kronologi Kecelakaan dengan KA Brantas di Semarang

Heru membantah jika disebut melarikan diri.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Petugas gabungan memeriksa rangkaian kereta api KA 112 Brantas relasi Pasar Senen - Blitar seusai bertabrakan dengan  truk tronton bernomor polisi B 9934 IG di perlintasan kereta api JPL 6 Km 1+523 petak jalan Jerakah - Semarang Poncol, Madukoro Raya, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/7/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Petugas gabungan memeriksa rangkaian kereta api KA 112 Brantas relasi Pasar Senen - Blitar seusai bertabrakan dengan truk tronton bernomor polisi B 9934 IG di perlintasan kereta api JPL 6 Km 1+523 petak jalan Jerakah - Semarang Poncol, Madukoro Raya, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sejumlah fakta terungkap dari Heru Susanto, pengemudi dolly trailer (truk pengangkut alat berat) yang terlibat kecelakaan dengan KA Brantas di perlintasan Jalan Madukoro Raya, Krobokan, Kota Semarang.

Hingga saat ini, ia masih menjalani pemeriksaan intensif oleh Penyidik Satlantas Polrestabes Semarang. Dalam konferensi pers yang digelar, ia sempat memberikan keterangan saat dikonfirmasi oleh awak media.

Baca Juga

Menurut warga Sumberejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, ini, truk dolly trailer bernomor polisi B 9943 IG yang dikemudikannya tersebut sempat mogok atau mati mesin setelah melewati rel pertama dari jalur rel ganda yang ada di perlintasan ini.

Setelah itu, truk kembali mampu berjalan hingga bagian depan truk mampu melewati rel yang kedua. “Namun, mesin truk kembali mati saat melintas di rel kedua,” ungkap Heru, saat digelar jumpa pers di Kantor Satlantas Polsek Semarang Barat, Kamis (20/7).

Upaya menghidupkan kembali mesin truk sebenarnya sudah berhasil dilakukannya, tapi baru berjalan sekitar 1 meter, bagian lowbed yang memang cukup rendah tersangkut di rel kereta api dan mesin truk kembali mati.

Ia juga mengaku telah mendengar suara sirine tanda ada kereta api yang akan melintas setelah truk berhasil melewati satu rel. Saat kereta sudah semakin dekat, ia pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi.  

Di sisi lain, Heru juga mengakui dirinya melintas di Jalan Madukoro Raya dan melewati persimpangan sebidang rel kereta api di lokasi kecelakaan untuk mengambil jalur alternatif dengan harapan bisa memangkas waktu tempuh menuju kawasan Johar.

Sebelumnya, hal itu juga sudah dilakukannya juga dengan kendaraan yang sama. “Namun, yang kedua ini mengalami masalah saat melintas di persimpangan, hingga akhirnya terjadi kecelakaan,” jelasnya.

Heru juga membantah disebut melarikan diri karena ia tetap berada lokasi kejadian hingga pukul 00.30 WIB. Hanya saja, ia tidak langsung menyerahkan diri karena masih trauma menyaksikan kejadian kecelakaan tersebut.

“Bahkan saat lokasi dipasang garis polisi pun saya juga masih ada di sekitar rel dan saya tidak melarikan diri,” jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement