Kamis 20 Jul 2023 19:42 WIB

Setelah Casey Stoner, Kini Giliran Jorge Lorenzo Kritisi MotoGP

Musim MotoGP 2023 dipenuhi dengan berbagai insiden kecelakaan dan cedera pembalap.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Peraih tiga gelar juara dunia MotoGP asal Spanyol, Jorge Lorenzo.
Foto: Surya Dinata/RepublikaTV
Peraih tiga gelar juara dunia MotoGP asal Spanyol, Jorge Lorenzo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan juara dunia MotoGP Jorge Lorenzo menyerukan agar performa motor MotoGP saat ini perlu dibatasi untuk menjaga keselamatan para pembalap yang berlomba. Musim MotoGP 2023 dipenuhi dengan berbagai insiden kecelakaan dan cedera, dengan format baru Sprint Race menghadirkan lapisan kekacauan ekstra di atas lintasan.

Selain jadwal akhir pekan yang semakin padat, juara dunia MotoGP tiga kali itu juga melihat masalah aerodinamika.

Baca Juga

"Saya suka Sprint Race tapi saya berbicara sebagai penonton. Pembalap akan mengalami risiko yang berlipat ganda dan sangat besar," kata Lorenzo kepada GPOne dilansir Crash, Kamis (20/7/2023).

Menurut rider asal Spanyol itu, masih banyak solusi yang sebenarnya bisa dipertimbangkan untuk membuat event balap semakin seru.

"Saya pikir kita harus membatasi kekuatan motor ini dengan cara tertentu. Saya akan membatasi aerodinamika sebanyak mungkin, mungkin saya akan menghilangkannya," sambung Lorenzo.

Seperti diketahui, saat ini 13 dari 22 pembalap MotoGP mengalami cedera. Catatan tersebut merupakan angka yang besar pada paruh pertama MotoGP, terlebih bila dibandingkan dengan sebelum adanya Sprint Race.

Sebelumnya, mantan juara dunia MotoGP Casey Stoner juga mengkritisi kebijakan Dorna Motor Sport yang melakukan beberapa cara untuk bermaksud membuat ajang balap MotoGP semakin menarik. Namun, hal tersebut dinilai membahayakan banyak rider.

Lorenzo pensiun dari MotoGP pada 2019 setelah mengalami tahun penuh cedera di Honda, sebelum bergabung kembali sebentar dengan Yamaha.

Lebih lanjut, pria berusia 36 tahun itu mengeklaim saat ini merupakan era merek motor Eropa seperti Ducati, Aprilia. Bukan, motor pabrikan Jepang layaknya Honda, Yamaha, pun Suzuki.

"Dominasi Ducati saat ini bukan sesuatu yang dilakukan dalam semalam, itu jelas pekerjaan yang sangat panjang. Ini era merek Eropa dan bukan Jepang, saya tak tahu berapa lama ini akan bertahan," jelas Lorenzo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement