Kamis 20 Jul 2023 23:36 WIB

Keketuaan ASEAN Indonesia Dorong Pengembangan Biofuel Sebagai Energi Terbarukan

IPOSS dan SBM ITB memandang bahwa Biofuel menonjol sebagai alternatif Indonesia

IPOSS dan SBM ITB memandang bahwa Biofuel menonjol sebagai alternatif Indonesia
IPOSS dan SBM ITB memandang bahwa Biofuel menonjol sebagai alternatif Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) bekerja sama dengan ASEAN Center for Energy (ACE), Council of Palm Oil Producing Countries (CPOC), School of Business and Management – Institut Teknologi Bandung (SBM – ITB) berkomitmen untuk mendorong tercapainya agenda-agenda krusial berbagai sektor, termasuk energi. Fokus utamanya, mempromosikan transisi energi yang berkelanjutan, memerkuat kemandirian energi, dan meningkatkan ketahanan energi di kawasan. 

IPOSS dan SBM ITB memandang bahwa Biofuel menonjol sebagai alternatif yang penting bagi Indonesia dan ASEAN dalam mencapai tujuan energi terbarukan.

Vice Chairman IPOSS Sofyan Djalil mengatakan pengalaman luas di Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara ASEAN lainnya telah membuktikan kemampuan biofuel sebagai solusi berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan impor bahan bakar fosil, yang pada gilirannya memerkuat ketahanan energi dan mendukung pembangunan ekonomi. 

"Karakteristiknya yang lebih bersih dan lebih hijau yang menawarkan solusi berkelanjutan transisi energi di ASEAN. Biofuel menawarkan pengganti bahan bakar fosil konvensional yang lebih bersih dan lebih hijau, yang mengarah pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan polusi udara yang  signifikan," ungkap dia melalui keterangan tertulis yang diterima Redaksi, Kamis (20/7/2023). 

Selain itu, menurut dia, biofuel dapat dihasilkan dari limbah organik, termasuk residu pertanian, limbah makanan, dan sumber organik lain yang tersedia. Karena Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya memiliki cadangan limbah organik yang besar, peluang pengembangan biofuel sangat besar.

“Produksi biofuel, yang bergantung pada bahan baku seperti tebu, kelapa sawit, dan berbagai biji minyak, memiliki potensi yang sangat besar untuk merangsang pembangunan pertanian dan memerdayakan ekonomi pedesaan," jelasnya.

Yudo Anggoro dari SBM-ITB menyebut dari sudut pandang ekonomi, pengembangan sektor biofuel dan rantai pasok terkait memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan menciptakan banyak kesempatan  kerja.

"Selain itu, pengembangan Biofuel diharapkan dapat mendorong kerjasama ekonomi ASEAN," ucap dia.

Ketua IPOSS Dono Boestami mengatakan dengan memromosikan biofuel sebagai alternatif energi terbarukan, ASEAN juga mendorong kerjasama dan kolaborasi regional. Pertukaran pengetahuan, praktik terbaik, dan teknologi dalam produksi biofuel memfasilitasi upaya bersama untuk mencapai target energi terbarukan. 

"Melalui prakarsa dan kemitraan regional, negara-negara ASEAN dapat secara efektif memanfaatkan potensi biofuel dan mengembangkan pengembangan energi berkelanjutan, sehingga mendorong kawasan ini menuju masa depan yang lebih hijau dan sejahtera," tandasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement