Jumat 21 Jul 2023 08:45 WIB

Kadin Bawa Ekosistem Logistik Naik Kelas Via Pameran Terbesar Dunia

Kadin proyeksi industri logistik RI tahun ini bisa tetap tumbuh di atas enam persen.

Red: Fuji Pratiwi
Logo Kadin (ilustrasi)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Logo Kadin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Logistik dan Rantai Pasok Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akan berpartisipasi dalam pameran transportasi dan logistik terbesar dunia, Transport Logistic Southeast Asia Exhibitiondi Sands ExpoSingapura pada November 2023.

Partisipasi dalam pameran tersebut sebagai salah satu upaya mendukung pembangunan ekosistem logistik nasional agar naik kelas.

Baca Juga

"Dengan acara di Singapura besok, kita juga ingin tunjukkan bahwa Indonesia tidak seperti perspektif pada umumnya. Termasuk bahwa daya saing logistik nasional kita bisa memberi nilai tambah untuk memberikan kepastian layanan kepada pengguna maupun pasar logistik di Tanah Air," ucap Ketua Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia Akbae Djohan saat konferensi Launching Transport Logistic Southeast Asia Exhibition 2023 di Kantor Kadin Jakarta, Kamis (20/7/2023).

Akbar mengatakan, dalam dua tahun terakhir, sektor transportasi dan logistik Indonesia mengalami kemajuan pesat dan tumbuh signifikan, seiring dengan perkembangan ekonomi digital, termasuk e-commerce. "Ajang ini juga menjadi momentum tepat mempertemukan pelaku di sektor logistik Indonesia dengan pelaku usaha internasional, bukan hanya untuk berbagi pengalaman dan berjejaring, tetapi juga peluang untuk bersinergi dan bersaing di pasar global," kata dia menjelaskan.

Akbar mengatakan, Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada kuartal pertama 2023 sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 15,93 persen (yoy), sehingga menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi.

Sementara itu, Kadin Indonesia juga memproyeksikan industri logistik Indonesia tahun ini berpotensi tetap tumbuh di atas enam persen. Hal itu ditunjang oleh pasar e-commerce yang masih bertumbuh serta mulai normalnya aktivitas masyarakat pasca-pencabutan status pandemi Covid-19.

Namun demikian, menurut Akbar, belum meratanya infrastruktur konektivitas yang menyebabkan biaya logistik menjadi tinggi masih menjadi salah satu tantangan besar di Indonesia. Oleh karenanya ia menilai, pembangunan konektivitas infrastruktur yang mengedepankan efisiensi biaya logistik menjadi sangat penting.

"Negara kita itu terdiri atas 17.500 pulau. Standardisasi pelabuhan harus kita kejar, harus ada dashboard yang bisa menyajikan secara transparan, secara real-time, sehingga pemangku kepentingan setempat bisa melakukan kebijakannya secara cepat dan tepat," kata dia.

Tak hanya itu, ia menjelaskan bahwa pembenahan tala kelola logistik membutuhkan sinergi antar pelaku industri dan pemangku kepentingan dibutuhkan dalam mendorong simplifikasi kerja sistem rantai pasok nasional dengan menerapkan digitalisasi layanan.

Kadin Indonesia mengapresiasi upaya pemerintah yang mulai mengembangkan digitalisasi layanan di sektor logistik dalam Ekosistem Logistik Nasional (National Logistic Ecosystem/NLE). 

"Kadin Indonesia melalui Badan Logistik dan Rantai Pasok terus berupaya untuk dapat berkontribusi dalam pengintegrasian sistem logistik nasional yang terstruktur dan terdata dengan baik melalui sistem digitalisasi yang dikembangkan secara tepat," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement