REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluang duet Ganjar Pranowo-Andika Perkasa mengemuka sepekan terakhir. Pengamat politik Yusak Farchan menilai, hal itu bisa terwujud sangat tergantung sikap politik dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai pemegang otoritas.
"Sepanjang ada restu Mega, peluang Andika terbuka menjadi cawapres Ganjar," kata dekan Fisip Universitas Sutomo itu kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (21/7/2023).
Dia melihat, sosok eks panglima TNI tersebut memang memiliki jejaring yang cukup luas. Namun, Yusak mengingatkan, elektabilitas Andika sebagai cawapres sejauh ini masih kurang kompetitif dibanding kandidat lain.
Bahkan, Yusak menuturkan, elektabilitas Andika sebagai cawapres masih berada di bawah nama potensial lain yang masuk bursa selama ini. Di antaranya, Sandiaga Salahuddin Uno, Erick Thohir, maupun M Ridwan Kamil. "Tentu, PDIP tidak akan mengabaikan variabel elektabilitas saat menentukan cawapres," ujar Yusak.
Meski begitu, ia menganggap, kehadiran Andika di acara Puncak Peringatan Bulan Bung Karno turut memiliki makna. Salah satunya soal peluang Andika, baik sebagai ketua tim pemenangan maupun pendamping Ganjar semakin terbuka.
Direktur Eksekutif Citra Institute itu menekankan, Andika yang merupakan pensiunan jenderal tentu memiliki kapasitas terkait strategi. Kemudian, keahlian dan basis jejaring yang luas membuat Andika masuk radar yang diperhitungkan PDIP.
Hanya saja, Yusak mengingatkan, masih ada persaingan ketat bagi Andika untuk bisa mendampingi Ganjar. Terutama, dengan kandidat cawapres lain yang sudah mendekati Ganjar sejak lama.
"Andika masih harus bersaing dengan kandidat cawapres Ganjar lainnya baik dari parpol maupun nonparpol, termasuk kandidat cawapres dari lingkaran Islam tradisional, seperti Nahdlatul Ulama (NU)," kata Yusak.