REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Monumen pesawat berdiri di Taman Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Monumen itu disebut menjadi simbol bahwa Tasikmalaya memiliki sejarah kedirgantaraan.
Monumen pesawat itu diresmikan Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya bersama Pangkalan Udara (Lanud) Wiriadinata pada Kamis (20/7/2023). “Tasikmalaya memiliki sejarah panjang dalam dunia penerbangan,” kata Komandan Lanud Wiriadinata Letkol Pnb Adi P Buana.
Tasikmalaya disebut merupakan tempat pertama pesawat dengan logo segi empat berwarna merah putih mengudara.
Adi menjelaskan, sejarah penerbangan di Tasikmalaya berawal dari adanya peninggalan pangkalan udara di Cibeureum. Lapangan udara itu merupakan tempat yang digunakan untuk mendarat dan terbang pesawat militer Belanda, begitu juga pada masa pendudukan Jepang.
Setelah Jepang menyerah pada sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, rakyat menghimpun kekuatan untuk merebut kekuasaan Belanda dan Jepang. Salah satu yang direbut adalah lapangan udara di Cibeureum.
Adi menjelaskan, sekitar September 1945, para anggota teknik pesawat di Lanud Andir Bandung mendapat berita bahwa Lanud Cibeureum Tasikmalaya telah berhasil dikuasai oleh para pemuda dan rakyat. Kabar itu menjadi motivasi para insan dirgantara untuk memanfaatkan fasilitas yang ada.
Berbekal kecintaan terhadap bendera negara, yaitu Merah Putih, Basir Surya dan Tjarmadi, dengan dibantu delapan orang teknisi dan Lanud Andir, berhasil memperbaiki pesawat Nishikoren peninggalan Jepang. Pesawat itu kemudian diberi tanda segi empat merah putih.
“Itu kemudian diterbangkan oleh Adisoetjipto tanggal 7 November 1945, dengan mengelilingi Tasikmalaya selama 30 menit,” kata Adi.
Pada catatan yang berada di bawah monumen pesawat di Taman Kota Tasikmalaya, momen itu merupakan pertama kalinya pesawat berlogo segi empat merah putih mengudara di Nusantara.
“Dengan adanya monumen ini, mudah-mudahan bisa menjadi pusat kreativitas di sini. Dalam artian, masyarakat dapat lebih cinta lagi terhadap dirgantara,” ujar Adi.