REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan, di bawah Pemerintahan Presiden Jokowi, kerja sama bidang pertahanan antara Indonesia dan Prancis mencapai titik terbaik dibanding puluhan tahun terakhir. Terutama pada program alih teknologi serta akuisisi peralatan pertahanan.
Hal itu disampaikan Prabowo usai ia dan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi berbicara dengan Menlu Prancis Catherine Colonna dan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Sébastien Lecornu dalam forum 2+2 di Prancis, Jumat (21/7/2023).
"Tadi pembicaraan 2+2 telah berjalan dengan sangat baik dan hubungan kita (RI-Prancis), khususnya di bidang pertahanan, adalah yang terbaik dalam beberapa dasawarsa ini, dan sesuai perintah Presiden Jokowi. Ini artinya bahwa ke depan hubungan kedua negara akan berjalan untuk jangka waktu yang panjang," kata Prabowo.
Dia mengatakan, Indonesia dan Prancis telah saling mendukung di berbagai forum internasional. Di bidang industri pertahanan, hubungan kedua negara juga sangat baik. Adapun di bidang pendidikan, Prabowo mendorong agar ada latihan bersama.
Prabowo pun mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas dukungan Catherine Colonna dan Sébastien Lecornu. "Kami sangat puas dengan pertemuan ini. Kami melihat kerja sama strategis yang sangat baik di masa mendatang," kata calon presiden dari Partai Gerindra itu.
Sementara itu, Menteri Sébastien Lecornu mengatakan, pertemuan 2+2 itu merefleksikan tingginya ambisi kedua negara untuk memperkuat kemitraan strategis. “Khususnya di bidang pertahanan dan keamanan di Indo-Pasifik,” kata Lecornu via akun Twitter-nya, @SebLecornu.
Pemerintah Indonesia pada akhir tahun 2022 meneken kontrak pembelian 42 unit pesawat tempur Rafale dari Dassault Aviation, produsen pesawat militer yang berbasis di Prancis. Pemerintah pada akhir 2022 telah membayar cicilan pertama untuk enam unit Rafale. Keenam pesawat canggih itu akan selesai diproduksi dan tiba di Tanah Air sekitar tiga tahun lagi.