Sabtu 22 Jul 2023 09:29 WIB

Kisah Oppenheimer, Benarkah Einstein tak Mau Memaafkannya?

Artikel berikut mengandung spoiler bagi yang belum menonton Oppenheimer.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Karakter Albert Einstein (kiri) dan J Robert Oppenheimer (kanan) di film Oppenheimer. Dalam film, bagi Einsten, karya Oppenheimer tetap tidak termaafkan.
Foto: Universal Pictures
Karakter Albert Einstein (kiri) dan J Robert Oppenheimer (kanan) di film Oppenheimer. Dalam film, bagi Einsten, karya Oppenheimer tetap tidak termaafkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film terbaru sutradara Christopher Nolan, Oppenheimer, sukses mendapat pujian dari para kritikus dan penonton berkat pengalaman sinematik yang tak terlupakan. Namun, mungkin tak sedikit yang kemudian merenungkan akhir cerita dari film dan ikut merenungkan apakah dunia akan memaafkan sang ilmuwan atas perannya dalam penciptaan bom atom?

Film Oppenheimer menutup kisahnya dengan mengungkap percakapan antara Oppenheimer dan Albert Einstein. Film ini kembali ke momen setelah Oppenheimer menjalani sidang keamanan pada 1954, dan penunjukan Lewis Strauss untuk posisi Menteri Perdagangan ditolak senat.

Baca Juga

Einstein mengatakan kepada Oppenheimer, setelah dunia mengutuknya, mereka pada akhirnya memaafkan karyanya tentang bom atom. Namun bagi Einstein, karya Oppenheimer tetap tidak termaafkan. Penciptaan bom atom menyebabkan sesuatu yang lebih berbahaya, dan Oppenheimer tidak lagi memiliki kendali atasnya.

Einstein mengakui, ia sulit memahami apa yang Oppenheimer mulai. Komentarnya menyinggung fakta bahwa teori relativitas Einstein mengarah pada mekanika kuantum, yang pada akhirnya membuka jalan bagi penciptaan bom atom.

Oppenheimer kemudian mengungkapkan, bom atom yang dibuatnya akan membawa pada kehancuran dunia yang membuat Einstein terguncang dan meninggalkannya. Dalam kepala Oppenheimer, dia menyaksikan kehancuran dunia akibat perang nuklir.

Penggambaran terakhir Oppenheimer adalah kehancuran bumi akibat perang nuklir. Oppenheimer melihat semua ini dalam pikirannya, membayangkan malapetaka yang ditimbulkan oleh penciptaan bom atom. Pada shot terakhir, Oppenheimer juga melihat tetesan air hujan di kolam, paralel dengan awal film. Seolah-olah dia melihat dunia kuantum, atom-atom adalah tetesan air hujan, kecil, tetapi berdampak besar.

Oppenheimer menciptakan yang ditakutinya saat muda...lanjutkan membaca>>

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement