REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mendorong pariwisata religi di beberapa daerah melalui kehadiran Masjid BSI, sekaligus merevitalisasi masjid sebagai pusat kegiatan keumatan. Saat ini, Masjid BSI terdapat di beberapa daerah, yaitu Masjid BSI Bakauheni di area Bakauheni Harbour City Lampung dan sekaligus menjadi yang terbesar.
Berikutnya adalah Masjid BSI Rest Area 166 Cipali, Masjid BSI Rest Area 88 Cipularang. Kemudian, Masjid BSI Penanjakan Bromo, Masjid BSI Jemplang Bromo, dan Masjid BSI di Merapi.
Sejak didirikannya Masjid BSI, tercatat rata-rata jumlah pengunjung per bulan mencapai 50 ribu orang. Sedangkan yang bertransaksi ZISWAF melalui Masjid BSI rata-rata sebanyak 2.500 transaksi.
Direktur Compliance & Human Capital BSI Tribuana Tunggadewi mengatakan Masjid BSI didirikan untuk mendorong ekosistem halal melalui penguatan manajemen masjid yang baik. Dari sisi religi sebagai sarana ibadah, peningkatan ilmu agama, dan kemandirian umat melalui pengelolaan instrumen ZISWAF.
“Kami memandang bahwa masjid merupakan bagian dari pengembangan ekosistem halal. Untuk itu, menjadi tanggung jawab bagi kami untuk bersama menjadikan masjid sebagai sarana memajukan umat, baik dari sisi spiritual, sosial maupun ekonomi sehingga masjid memiliki peran besar,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (21/7/2023).
Di sekitar area Masjid BSI juga terdapat pujasera yang dapat digunakan masyarakat baik pengunjung maupun para jamaah guna meningkatkan peran UMKM di sekitar masjid. BSI pun bekerja sama dengan puluhan ribu masjid untuk mendorong ekosistem halal. Saat ini masjid yang telah bekerja sama dengan BSI mencapai lebih dari 47 ribu masjid.
Perseroan juga mendorong terus meningkatkan transaksi ZISWAF di masjid melalui e-channel BSI Mobile, dimana per Mei 2023, transaksi ZISWAF melalui e-channel BSI mencapai lebih dari 3.800 transaksi, dengan volume lebih dari Rp 46 Miliar (year to date).
“Hal ini mengindikasikan bahwa kepercayaan umat pada perbankan syariah sebagai rumah pengelolaan keuangan masjid semakin tinggi. Terlebih, adanya dukungan digitalisasi manajemen keuangan masjid, sehingga mampu mengakselerasi aktivitas finansial lain seperti donasi (zakat, infak, sedekah, dan wakaf) serta pengembangan ekonomi sektor riil di lingkungan masjid itu sendiri,” lanjutnya.
Dewi mengatakan bahwa masjid memiliki peran besar dalam membangun bangsa. Ekosistem masjid dapat mencetak generasi berakhlak mulia dan tangguh, salah satunya melalui dakwah ekonomi syariah yang dilakukan dari masjid. BSI sebagai bagian dari ekonomi umat pun terus mendorong geliat ekosistem masjid melalui berbagai aspek, salah satunya meningkatkan kenyamanan beribadah di masjid.
“Hal ini menjadi upaya perseroan untuk menjadikan masjid sebagai salah satu pusat peradaban masyarakat, dimulai dari fasilitas ibadah, yang nantinya terus berlanjut pada aktivitas ekonomi (muamalah) dan memfasilitasi masyarakat dalam bersosialiasi,” pungkas Dewi.