Sabtu 22 Jul 2023 10:16 WIB

Arab Saudi Izinkan Israel Hadiri Pertemuan UNESCO di Riyadh

Arab Saudi sebelumnya mencegah pejabat Israel memasuki negaranya.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Logo PBB (ilustrasi)
Foto: VOA
Logo PBB (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi sejauh ini menolak menormalkan hubungan dengan Israel. Tetapi, baru-baru ini Kerajaan dikabarkan akan mengizinkan perwakilan Israel ke negaranya untuk menghadiri konferensi UNESCO di Riyadh pada September mendatang.

Dilansir dari New Arab pada Sabtu (22/7/2023), Arab Saudi awalnya menolak mengizinkan partisipasi Israel dalam konferensi tersebut. Saudi juga menolak  menandatangani dokumen perjanjian negara tuan rumah yang diperlukan agar konferensi dapat dilanjutkan.

Baca Juga

Sebanyak 45 sesi Komite Warisan Dunia UNESCO direncanakan akan berlangsung pada 10-25 September 2023. Dengan perjanjian negara tuan rumah, memungkinkan akses gratis bagi semua negara anggota untuk hadir.

Menurut Axios, Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay berbicara kepada Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen selama pertemuan di Paris yang mengonfirmasi perjanjian tersebut. Dia juga menyebutkan akan mengikuti masalah ini dengan cermat.

Negosiasi antara UNESCO dan Arab Saudi memastikan perubahan kebijakan dan undangan untuk konferensi kemungkinan akan dikirim ke semua anggota, termasuk Israel, dalam beberapa hari mendatang.

Arab Saudi sebelumnya mencegah pejabat Israel memasuki negaranya untuk konferensi internasional lainnya, seperti delegasi Israel ke konferensi Organisasi Pariwisata Dunia PBB yang diadakan awal tahun ini.

Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel, namun memungkinkan tim e-Football Israel untuk berpartisipasi dalam Piala Dunia FIFAe yang diadakan di Riyadh minggu ini.

Normalisasi antara Arab Saudi dan Israel telah menjadi masalah yang sulit. Riyadh memberi tahu pemerintahan Joe Biden bahwa negara Palestina harus didirikan terlebih dahulu.

Saudi juga dilaporkan menginginkan jaminan keamanan dari Washington dan dukungan untuk program nuklir sipil. Presiden AS Joe Biden baru-baru ini menyatakan AS 'sedikit jauh' mengenai keamanan Saudi dan permintaan energi nuklir.

The New Arab menghubungi UNESCO dan Kedutaan Besar Saudi di Inggris untuk mengomentari perjanjian tersebut, tetapi tidak menerima tanggapan hingga saat penayangan tulisan ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement