Sabtu 22 Jul 2023 19:00 WIB

Aneh, Stoner Ingin Merombak MotoGP saat Murid-Murid Valentino Rossi sedang Jaya-Jayanya

Stoner pernah menjadi seteru Rossi di lintasan.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pembalap Ducati Lenovo Francesco Bagnaia yang merupakan murid Valentino Rossi merayakan keberhasilannya meraih kemenangan di MotoGP Seri Italia di Sirkuit Scarperia, bulan Juni lalu.
Foto: AP Photo/Luca Bruno
Pembalap Ducati Lenovo Francesco Bagnaia yang merupakan murid Valentino Rossi merayakan keberhasilannya meraih kemenangan di MotoGP Seri Italia di Sirkuit Scarperia, bulan Juni lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan juara dunia MotoGP, Casey Stoner berencana untuk membantu perubahan pada MotoGP. Setidaknya dalam dua musim terakhir, arena balap motor paling bergengsi di dunia ini mulai menunjukkan sebuah dominasi yang membuat berkuranganya dinamika. 

Adalah murid-murid legenda MotoGP Valentino Rossi yang membuat pembalap-pembalap lain seolah kehilangan panggung. Marc Marquez dan Fabio Quartararo yang punya nama besar sebagai juara bahkan tak berkutik di hadapan para jebolan akademi VR46 Academy. 

Baca Juga

Francesco Bagnaia, Luca Marini, Marco Bezzecchi, dan Franco Morbidelli merupakan pembalap MotoGP anak didik Rossi. Nama pertama yang sekaligus juara bertahan kini nyaman di puncak klasemen pembalap sementara. 

Untuk itu, Stoner perlu berhati-hati tentang kemungkinan adanya campur tangan dari pihak operator kompetisi. Ia juga mengecam aturan teknis yang membatasi popularitas MotoGP.

"Saya sangat hati-hati untuk masuk ke posisi di mana tiba-tiba mereka menggunakan saya sebagai suara yang dapat mereka manipulasi," kata Stoner kepada The Race disadur Crash, Sabtu (22/7/2023).

Juara MotoGP dua kali bersama Ducati dan Honda itu menilai perubahan dan saran terbaik sejatinya lahir dari lingkaran luar. Pasalnya, ia dapat leluasa memberikan pandangan ketika tidak terikat dengan operator kompetisi.

Menurut pria asal Australia dibutuhkan banyak petimbangan dan sudut pandang untuk menilai gelaran MotoGP saat ini. Kesulitannya adalah dengan melihat dari sisi pabrikan dan pengendara.

"Apakah itu situasi yang tepat dengan kontrak yang tepat? Di mana saya memiliki kekuatan yang cukup? Kemudian dari sana barulah saya bisa membuat beberapa perubahan," sambung dia.

"Anda harus mengambil perspektif pabrikan, tapi yang tidak mereka lakukan saat ini adalah mengambil dari perspektif pembalap. Pertunjukannya, bahayanya, semakin banyak kecelakan yang terlihat dan itu konyol," sambung junior dari Mick Doohan itu. 

Dalam lingkup besar, Stoner berpendapat bahwa perubahan paling utama yang harus segera dilakukan adalah dari sisi regulasi seperti winglets, perangkat ketinggian berkendara, anti-wheelie dan kontrol traksi dipotong ke tingkat keamanan.

"Perlu ada batasan pada aturan yang ada selama 10 tahun, sehingga pabrikan dapat saling mengejar dan tidak terus menggerakkan sistem aturan imajiner yang tampaknya tidak benar-benar ada."

Stoner sendiri pernah menjadi seteru Rossi.. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement