Ahad 23 Jul 2023 08:05 WIB

Protes Pembakaran Alquran, Iran Panggil Dubes Denmark

Pemerintah Denmark telah mengutuk aksi pembakaran Alquran yang terjadi di negaranya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Sebagai umat muslim tentu wajib membela Alquran. (ilustrasi)
Foto: EPA/ SHAHZAIB AKBER
Sebagai umat muslim tentu wajib membela Alquran. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran telah memanggil duta besar (dubes) Denmark untuk negara tersebut, Jasper Vahr, Sabtu (22/7/2023). Pemanggilan itu dilakukan karena Iran ingin menyampaikan protesnya langsung atas aksi pembakaran Alquran oleh sebuah kelompok sayap kanan di Denmark bernama Danske Patrioker.

“Setelah penodaan Alquran di Kopenhagen, Sabtu siang, Dubes Denmark untuk Teheran Jasper Vahr dipanggil ke Kemenlu Iran oleh Direktur Jenderal Departemen Eropa Barat di kementerian,” tulis Kemenlu Iran di akun Twitter resminya.

Baca Juga

Sesaat sebelum cicitan tentang pemanggilan Jasper Vahr dipublikasikan, Kemenlu Iran telah menggungah pernyataan juru bicaranya, Nasser Kanaani, tentang pembakaran Alquran di Denmark. Kanaani memprotes keras kejadian tersebut.

“Dari perspektif Republik Islam Iran, Pemerintah Denmark bertanggung jawab untuk mencegah penghinaan terhadap Alquran dan kesucian Islam, serta menuntut dan menghukum para penghina, dan dalam hal ini, opini publik dunia Islam sedang menunggu tindakan praktis oleh Pemerintah Denmark,” kata Kanaani.

Pemerintah Denmark telah mengutuk aksi pembakaran Alquran yang terjadi di negaranya. “Pemerintah Denmark mengutuk pembakaran Alquran. Pembakaran kitab suci dan simbol agama lainnya merupakan tindakan memalukan yang tidak menghormati agama orang lain,” kata Kemenlu Denmark dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs resminya, Sabtu lalu.

Denmark mengungkapkan, pembakaran Alquran merupakan tindakan provokatif. Aksi itu dinilai tak hanya menyakiti banyak orang, tapi juga menciptakan perpecahan antara agama dan budaya yang berbeda di negara tersebut.

“Denmark memiliki kebebasan beragama dan banyak warga Denmark adalah Muslim. Mereka (Muslim) adalah bagian berharga dari populasi Denmark,” kata Kemenlu Denmark.

“Denmark menggarisbawahi bahwa kebebasan berekspresi dan kebebasan berkumpul harus dihormati. Denmark mendukung hak untuk memprotes tetapi menekankan itu harus tetap damai,” tambah Kemenlu Denmark dalam pernyataannya.

Pada Jumat (21/7/2023) lalu, kelompok sayap kanan Danske Patrioker melakukan pembakaran Alquran di depat gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Irak di Kopenhagen. Tak hanya itu, mereka pun membakar bendera negara Irak. Aksi anggota Danske Patrioker tersebut segera menuai kecaman.

Pada Sabtu lalu, ratusan warga Irak berusaha menerobos Zona Hijau (Green Zone) Baghdad, sebuah wilayah tempat gedung pemerintahan dan kantor misi diplomatik asing berada. Mereka hendak mendatangi gedung Kedubes Denmark dan menyuarakan protes atas aksi pembakaran Alquran yang dilakukan anggota Danske Patrioker. Namun aparat keamanan Irak mencegat mereka agar tak memasuki Zona Hijau.

Pada Kamis (20/7/2023) dini hari lalu, ratusan warga Irak telah menyerbu gedung Kedubes Swedia di Baghdad. Mereka pun melakukan pembakaran di area kedutaan.

Aksi tersebut merupakan bentuk protes mereka atas aksi pembakaran Alquran yang terjadi di Swedia bulan lalu. Sumber yang dikutip Reuters tersebut mengatakan, tidak ada staf kedutaan yang terluka. Namun dia menolak memberi penjelasan lebih lanjut.

Pada 28 Juni 2023 lalu, seorang imigran Irak bernama Salwan Momika melakukan aksi perobekan dan pembakaran Alquran di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm, Swedia. Aksi tersebut dilakukan saat umat Muslim di sana merayakan Idul Adha. Momika memperoleh izin dari otoritas Swedia untuk melaksanakan aksinya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement