REPUBLIKA.CO.ID, ROTE NDAO -- Sukarelawan Srikandi Ganjar Nusa Tenggara Timur (NTT) terus melakukan aksi nyata dalam melestarikan kearifan lokal. Salah satunya dengan menggelar pelatihan tarian Te'o Renda yang merupakan tarian tradisional Kabupaten Rote Ndao kepada generasi perempuan milenial di wilayah tersebut.
Koordinator Srikandi Ganjar NTT Raeda Kusrorong mengatakan para perempuan milenial diajarkan dengan penuh kesabaran dan keahlian. Mereka dibimbing oleh instruktur untuk menghayati gerakan-gerakan indah dalam tarian Te'o Renda. Tarian itu juga sering dipertunjukan ketika hendak menyambut para tamu yang berkunjung ke Rote Ndao.
"Kami mengadakan kegiatan melestarikan tarian Kabupaten Rote Ndao, yaitu tarian Te'o Renda. Ada teman-teman melatih, setelah itu ada performa dari berbagai kelompok untuk tarian ini," kata Raeda usai kegiatan di Desa Busalangga, Kec. Rote Barat Laut, Kab. Rote Ndao, NTT seperti dilansir pada Ahad (23/7/2023).
Raeda menuturkan pihaknya juga mengajarkan cara pembuatan video dari mulai pengambilan gambar hingga mengunggahnya ke media sosial. Menurutnya, video-video indah hasil kreasi para peserta kemudian diolah dan diunggah ke berbagai platform media sosial.
Langkah itu diambil sebagai usaha untuk memperkenalkan dan mempromosikan tarian Te'o Renda ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk para generasi muda yang aktif berkomunikasi di dunia maya.
"Harapanya agar tarian tradisional ini bisa dikenal oleh Indonesia, serta dilestarikan kepada teman-teman milenial yang lain," kata Raeda.
Raeda menegaskan kegiatan ini mengikuti jejak Ganjar Pranowo, yang peduli terhadap pelestarian budaya lokal di Indonesia.
"Kegiatan ini terinspirasi dari sosok Pak Ganjar yang sangat mencintai budaya Indonesia, tetapi tetap mengikuti zaman era digital modern," imbuhnya.
Raeda menambahkan, kegiatan ini sebagai upaya untuk memicu semangat perempuan milenial Rote Ndao untuk mencintai dan melestarikan budaya leluhur mereka.
Dia pun berharap agar tarian Te'o Renda menjadi simbol kebanggaan dan identitas daerah yang memperkaya keanekaragaman budaya Indonesia.
Para milenial menyambut baik dan antusias mengikuti kegiatan ini. Salah satu peserta, Lian Pingak mengaku senang karena bisa mengenal dan memperagakan langsung tarian tersebut. Lian juga mengajak semua pihak untuk turut serta melestarikan tarian daerah. "Mengikuti tarian daerah Te'o Renda, diajarkan menari. Saya senang," ujar dia.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya relawan melalukan sosialisasi sosok Ganjar. Adapun dinamika menuju 2024 terus menarik perhatian. Teranyar, seperti dinukil dari Antara, Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengeluarkan survei politik terbarunya, di mana Ganjar Pranowo masih berada di angka tinggi, 32,2 persen.
Jika tak ada badai politik, kemungkinan tak akan ada perubahan yang signifikan terhadap kandidat capres. Sebab kandidat capres yang saat ini muncul sudah mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memilih kandidat capres.
Adapun, masih berdasarkan survei politik yang dikeluarkan LSI, saat ini Erick Thohir (21,2%) menempati urutan teratas dari kandidat cawapres pilihan masyarakat.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan, posisi Erick ini merupakan yang tertinggi. Djayadi menilai tingginya elektabilitas merupakan suatu yang sangat wajar.