REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengingatkan anak-anak Indonesia berhati-hati saat menggunakan internet. Hal ini karena perkembangan teknologi digital tidak hanya memiliki kelebihan, tetapi juga memiliki kekurangan.
"Anak-anak harus memahami kebaikan dan kekurangan teknologi digital. Begitu juga dengan media sosial, dan penyebaran informasi yang semakin luas," ujar Kiai Ma'ruf saat menghadiri Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2023 di Semarang, Jawa Tengah, Ahad (23/7/2023).
Karena itu, dia mengimbau anak-anak Indonesia lebih bijak dan cerdas dalam menggunakan media sosial. Apalagi derasnya informasi yang ada di media sosial membuat banyaknya berita bohong atau hoaks semakin bermunculan.
"Anak-anak Indonesia harus bijak dan cerdas bermedia sosial, juga berhati-hati dengan hoaks. Pilah, pilih, dan bagikan informasi yang baik dan benar. Gunakan internet untuk belajar dan memperkaya ilmu pengetahuan agar semakin berprestasi," ujarnya.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengingatkan, generasi muda merupakan masa depan sebuah bangsa karena yang akan meneruskan dan memajukan negara ke arah yang lebih baik. Dia mengingatkan, sebagai seorang pemimpin kelak, anak-anak harus menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan serta menjaga kecerdasan emosional.
"Seorang pemimpin tidak diukur dari kecerdasan akademis semata, tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritualnya. Untuk itu, kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan sebaik mungkin," ujarnya.
Dia juga menekankan pentingnya pemenuhan hak-hak dan perlindungan bagi anak-anak Indonesia. Karena itu, Kiai Ma'ruf menginstruksikan seluruh jajaran pemerintahan di pusat dan di daerah memprioritaskan dan mengoptimalkan penyelenggaraan perlindungan anak.
"Pastikan anak-anak mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi," ujarnya.
Kiai Ma'ruf memerintahkan jajarannya untuk mengembangkan kebijakan maupun program yang kreatif dan inovatif. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin pemenuhan hak anak untuk hidup, tumbuh, berkembang serta berpartisipasi sesuai harkat dan martabat kemanusiaan.
Apalagi, untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 di masa depan diperlukan kerja sama semua pihak untuk mewujudkan gagasan tersebut guna mempersiapkan bangsa Indonesia menjadi lebih kuat dan maju.
“Sesuai peran dan kapasitas masing-masing, saya mengajak (seluruh elemen bangsa) untuk memprioritaskan dan mengoptimalkan penyelenggaraan perlindungan anak dan kembangkan kebijakan serta program yang kreatif dan inovatif," ujarnya.