REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Untuk meredam stres dan mencapai kebahagiaan, kita bisa melakukan berbagai cara. Untuk itu pakar dari Kanada menganalisis 57 studi berkualitas tinggi tentang lima cara yang direkomendasikan secara populer untuk meningkatkan kebahagiaan, termasuk meditasi dan mindfulness. Metode lain yang dinilai adalah berolahraga, mengungkapkan rasa syukur, lebih bersosialisasi dan bertualang di alam.
Akademisi University of British Columbia mengatakan bahwa manfaat yang diharapkan dari kursus mindfulness sebenarnya mungkin karena peserta merasa tidak terlalu kesepian dengan berpartisipasi di kelas daripada berusaha untuk memperbaiki suasana hati sendiri.
Mindfulness adalah bentuk meditasi yang populer di mana Anda berfokus untuk menyadari secara intens apa yang Anda rasakan saat ini. Latihan ini melibatkan metode pernapasan dan praktik lain untuk merilekskan tubuh dan pikiran serta membantu mengurangi stres.
Ini sering disebut-sebut sebagai metode universal untuk meningkatkan kesejahteraan mental dengan mengurangi stres, kecemasan, dan depresi.
Terapi mindfulness telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisik. Selebriti yang mendukungnya termasuk Emma Watson, Davina McCall, Angelina Jolie dan Oprah Winfrey.
Menulis di Jurnal Nature Human Behaviour, para peneliti mengklaim banyak manfaat yang terlihat dalam percobaan dapat dijelaskan oleh faktor lain. Mereka menggunakan contoh skema perhatian mingguan yang dijalankan selama dua tahun untuk orang lanjut usia di Sri Lanka, India, Nepal, dan Myanmar.
Peserta yang terlibat memiliki kepuasan hidup hampir tiga kali lipat dari mereka yang tidak melakukannya, hasil yang oleh penulis ulasan disebut 'luar biasa besar'. Sebaliknya, mereka mengatakan ini bisa mengurangi kesepian yang dibawa kelas mingguan kepada orang tua.
Studi lain pada lebih dari 200 siswa Kanada memiliki masalah serupa. ''Ulasan ini mengungkapkan beberapa strategi yang paling sering direkomendasikan untuk meningkatkan kebahagiaan berdasarkan bukti yang lemah,'' kata para peneliti seperti dilansir Daily Mail, Senin (24/7/2023).
Masalah serupa ditemukan pada studi yang berkaitan dengan olahraga dan kebahagiaan, meskipun aktivitas fisik sering direkomendasikan sebagai upaya memperbaiki suasana hati.
Mereka menemukan sebagian besar penelitian hanya membandingkan olahraga dengan kelompok kontrol di mana orang melakukan aktivitas seperti menonton cuplikan orang berolahraga atau film dokumenter. "Tidak jelas apakah berolahraga akan mengalahkan menonton acara populer di Netflix," ujar para peneliti.
Penulis tinjauan mengatakan meskipun praktik seperti mindfulness tidak akan membahayakan pasien secara langsung, mereka masih perlu diuji dan didukung. ''Penting untuk menyadari bahwa beberapa strategi kebahagiaan, seperti program meditasi, membutuhkan waktu dan energi yang besar, yang persediaannya terbatas bagi banyak orang,'' kata mereka.