REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah menangguhkan status utusan khusus Swedia untuk organisasi tersebut, Ahad (23/7/2023). Langkah itu terkait aksi penistaan dan pembakaran Alquran yang berlangsung di Swedia.
Dalam keterangannya, OKI menjelaskan Sekretaris Jenderal (Sekjen) OKI Hissein Brahim Taha diminta mempertimbangkan tindakan terhadap negara-negara yang menista Alquran dan simbol Islam, termasuk kemungkinan menangguhkan status utusan khusus, selama pertemuan luar biasa Komite Eksekutif OKI pada 2 Juli 2023.
“Sekjen menyambut baik langkah-langkah yang diambil oleh beberapa negara anggota untuk memprotes serangan berulang kali terhadap kesucian Islam. Dia meminta semua negara anggota mengambil keputusan berdaulat yang mereka anggap tepat untuk mengekspresikan posisi mereka mengutuk pemberian izin oleh otoritas Swedia yang memungkinkan penyalahgunaan berulang kali kesucian Alquran dan simbol-simbol Islam, serta untuk menyatakan penolakan negara-negara OKI atas tindakan tercela tersebut dengan dalih kebebasan berekspresi,” kata OKI, dikutip Anadolu Agency.
Brahim Taha juga menyoroti bahwa aksi pembakaran Alquran serta tindakan lain terhadap tokoh dan simbol-simbol Islam bukanlah insiden Islamofobia biasa. “Dia mendesak masyarakat internasional untuk segera menerapkan hukum internasional, yang jelas melarang advokasi kebencian agama,” ujar OKI.
Taha menekankan pentingnya mematuhi resolusi Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB yang baru-baru ini diadopsi, yakni tentang memerangi kebencian agama yang memicu diskriminasi, permusuhan, atau kekerasan. Saat ini Sekjen OKI sedang bersiap mengadakan pertemuan darurat Dewan Menteri Luar Negeri untuk membahas lebih lanjut situasi dan membuat keputusan yang diperlukan.
Pada 28 Juni 2023, seorang imigran Irak bernama Salwan Momika melakukan aksi perobekan dan pembakaran Alquran di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm, Swedia. Aksi tersebut dilakukan saat umat Muslim di sana merayakan Idul Adha. Momika memperoleh izin dari otoritas Swedia untuk melaksanakan aksinya karena dipandang sebagai bentuk kebebasan berbicara.
Momika diketahui memuji politisi sayap kanan berkebangsaan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan. Sebelumnya Paludan telah melakukan pembakaran Alquran di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21 Januari 2023 lalu. Aksi itu menjadi bentuk protes Paludan terhadap Turki karena tak kunjung memberi persetujuan agar Swedia dapat bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).