REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sekelompok pemukim Israel, didampingi oleh pasukan pendudukan Israel (IOF), kembali dilaporkan menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa. Mereka disebut masuk melalui gerbang Al-Maghariba, Ahad (23/7/2023) kemarin.
Departemen Wakaf Islam di Yerusalem yang diduduki menegaskan, sejumlah besar pemukim Israel melakukan ritual provokatif di halaman Masjid Al-Aqsa. Sepanjang aktivitas tersebut, mereka berada di bawah perlindungan IOF.
Dilansir di Days of Palestine, Senin (24/7/2023), para pemukim ini secara teratur terlibat dalam praktik Talmud, yang dianggap provokatif dan tidak sopan oleh komunitas Muslim Palestina, yang sangat menghargai kesucian situs tersebut.
Selain itu, seringnya penyusupan ke dalam kompleks Masjid Al-Aqsa dipandang sebagai upaya penuh kesengajaan, untuk menciptakan perpecahan di dalam Tanah Suci, baik dari segi ruang maupun waktu.
Proposisi ini sangat ditentang dan dikecam oleh komunitas Muslim Palestina. Mereka menilai aksi yang dilakukan oleh kelompok tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap persatuan dan integritas situs tersebut.
Laporan terbaru pada bulan Juni kemarin telah mengungkap rencana yang diusulkan Israel untuk membagi Masjid Al-Aqsa antara Yahudi dan Muslim. Rencana tersebut berhasil meningkatkan ketegangan dan memperburuk kekhawatiran yang ada.
Perkembangan ini lantas mendorong warga Palestina di Yerusalem yang diduduki untuk memperkuat seruan mereka melakukan mobilisasi di Masjid Al-Aqsa. Langkah ini bertujuan untuk melawan serangan massal yang direncanakan oleh pemukim Israel, sekaligus melindungi kesucian tempat suci tersebut.
Berdasarkan laporan dari jaringan berita “Al-Qastal” yang berbasis di Yerusalem, sekitar 4.000 pemukim Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa selama bulan Juni 2023.