Senin 24 Jul 2023 10:26 WIB

Pemilu Tunjukkan Spanyol yang Terpecah Belah

Tidak ada partai yang memenangkan mayoritas langsung dalam pemilihan umum

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Masyarakat Spanyol memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum ketat.
Foto: AP
Masyarakat Spanyol memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum ketat.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Profesor Northeastern University, Pablo Calderon Martinez mengatakan kepada Aljazirah bahwa hasil pemilu awal Spanyol menunjukkan "negara yang terpecah belah". Hal ini karena kedua blok tidak mendapatkan suara mayoritas.

"Akan sangat menarik untuk melihat bagaimana mereka menegosiasikan pemerintahan berikutnya," kata Calderon Martinez, Ahad (23/7/2023) dikutip dari Aljazirah.

Baca Juga

Ia mengatakan blok sayap kiri telah tampil lebih baik daripada yang diperkirakan oleh sebagian besar jajak pendapat. "Kubu Sosialis akan menjadi kubu yang lebih bahagia di antara keduanya," ujarnya, seraya menambahkan bahwa "sudah pasti" bahwa Partai Rakyat (PP) yang konservatif akan menjadi partai terbesar di Kongres.

Partai Pekerja Sosialis Spanyol dan anggota junior pemerintahan koalisinya mengalami kekalahan dari partai konservatif dan partai sayap kanan Vox dalam pemilihan regional dan lokal pada Mei lalu. Hal ini mendorong Perdana Menteri Sosialis Pedro Sanchez untuk mengadakan pemilihan dini pada Ahad.

Sebagian besar jajak pendapat selama kampanye memperkirakan bahwa perolehan suara nasional akan berjalan dengan cara yang sama. Namun, mengharuskan PP untuk mengandalkan dukungan dari Vox untuk membentuk pemerintahan, dengan kandidat PP Alberto Nunez Feijoo sebagai pemimpinnya.

Sebuah pemerintahan PP-Vox akan berarti anggota Uni Eropa lainnya telah bergerak dengan tegas ke kanan, lebih konservatif sebuah tren yang terlihat baru-baru ini di Swedia, Finlandia, dan Italia.

Negara-negara, seperti Jerman dan Prancis khawatir tentang apa yang akan terjadi pada kebijakan imigrasi dan iklim Uni Eropa. Dua partai sayap kiri utama Spanyol adalah partai yang pro-partisipasi Uni Eropa.

Di sebelah kanan, PP juga mendukung Uni Eropa. Vox, yang dipimpin oleh Santiago Abascal, menentang campur tangan Uni Eropa dalam urusan Spanyol. Pemilihan ini dilakukan saat Spanyol memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa.

Sanchez berharap dapat menggunakan masa jabatan enam bulan ini untuk menunjukkan kemajuan yang telah dicapai pemerintahannya. Kekalahan dalam pemilu untuk Sanchez dapat membuat PP mengambil alih kendali kepresidenan Uni Eropa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement