REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Liga Muslim Dunia mengutuk aksi pembakaran Alquran oleh kelompok sayap kanan Denmark, Danske Patrioter di Kopenhagen, pekan lalu. Mereka menyoroti berulangnya aksi memalukan yang memprovokasi perasaan umat Islam.
“Liga Dunia Muslim mengutuk sekeras mungkin kejahatan penistaan salinan Alquran, yang dilakukan oleh seorang ekstremis di Kopenhagen, Denmark, dalam tindakan tercela berulang yang memprovokasi perasaan umat Islam,” kata Liga Muslim Dunia dalam pernyataannya, Ahad (23/7/2023), dikutip Anadolu Agency.
Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa mengatakan, aksi pembakaran Alquran adalah tindakan absurd dan keji. Menurut dia, aksi semacam itu melanggar semua norma dan prinsio agama serta manusia.
Al-Issa menilai, aksi pembakaran Alquran merupakan manifestasi dari Islamofobia, penghasutan, serta kebencian terhadap Islam dan Muslim. Dia memperingatkan bahaya praktik yang memprovokasi kebencian dan perasaan keagamaan karena hanya melayani agenda ekstremisme dengan dalih kebebasan berekspresi.
“Konsep kebebasan ekstremis ini menjadi surga bagi mereka yang mengobarkan kebencian dan konflik agama dan intelektual,” ujar Al-Issa.
Sebelumnya Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah mengutuk keras aksi pembakaran Alquran yang dilakukan kelompok Danske Patrioter di depan gedung Kedubes Irak di Kopenhagen pada Jumat (21/7/2023) pekan lalu. “Kami mengutuk dengan sekeras mungkin aksi penistaan Alquran secara publik di Denmark kemarin. Pembelaan dan kelambanan yang berkelanjutan terhadap tindakan Islamofobia ini, atas nama kebebasan berekspresi, jelas mendorong impunitas," kata Kantor OKI di Jenewa lewat akun Twitter-nya, Sabtu (22/7/2023).
OKI meminta otoritas Denmark mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional dan menerapkan resolusi Dewan HAM PBB tentang memerangi kebencian agama yang baru saja diadopsi pekan lalu. "Mereka yang gagal berbicara, meskipun ada arahan yang jelas dari Dewan HAM (PBB) untuk melakukannya, akan kehilangan kredibilitas dengan cepat," ujar OKI.
Pemerintah Denmark sendiri telah mengutuk aksi pembakaran Alquran yang terjadi di negaranya. “Pemerintah Denmark mengutuk pembakaran Alquran. Pembakaran kitab suci dan simbol agama lainnya merupakan tindakan memalukan yang tidak menghormati agama orang lain,” kata Kementerian Luar Negeri Denmark dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs resminya, Sabtu pekan lalu.
Denmark mengungkapkan, pembakaran Alquran merupakan tindakan provokatif. Aksi itu dinilai tak hanya menyakiti banyak orang, tapi juga menciptakan perpecahan antara agama dan budaya yang berbeda di negara tersebut. “Denmark memiliki kebebasan beragama dan banyak warga Denmark adalah Muslim. Mereka (Muslim) adalah bagian berharga dari populasi Denmark,” kata Kemenlu Denmark.
“Denmark menggarisbawahi bahwa kebebasan berekspresi dan kebebasan berkumpul harus dihormati. Denmark mendukung hak untuk memprotes tetapi menekankan itu harus tetap damai,” ujar Kemenlu Denmark dalam pernyataannya.