REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan teknologi dan penggunaan internet membawa perubahan signifikan pada kehidupan manusia. Paradigma jenis pekerjaan yang bisa dilakoni pada era teknologi ini pun jauh berubah jika dibandingkan dengan 20 tahun lalu.
Jika dulu cita-cita sebagai dokter maupun insinyur sering terdengar, bagi anak-anak zaman sekarang jenis pekerjaan yang dijalani bisa jadi adalah Youtuber, influencer, maupun content creator. "Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di Amerika meskipun di China, profesi vlogger masih di urutan kelima karena urutan pertama masih diduduki profesi astronot dan guru," ujar dosen komunikasi UPNVJ, Rut Rismanta Silalahi, saat menjadi nara sumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen pendidikan di DKI Jakarta, Banten dan sekitarnya, seperti dilansir pada Senin (24/7/2023).
Survei We Are Social dan HootSuit pun mengungkapkan bahwa pengguna internet di Indonesia kian bertambah pesat, sekarang mencapai 212,9 juta atau 77 persen dari total penduduk. Tapi, angka tersebut belum sejalan dengan kemampuan literasi digital masyarakat Indonesia, menurut survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 menyebutkan bahwa dari tiga subindeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, subindeks keahlian yang memiliki skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019.
Adapun kompetensi yang diperlukan pengguna media digital antara lain dalam mengakses, menyeleksi, memahami, menganalisis, memverifikasi, mengevaluasi, mendistribusikan, memproduksi konten, bahkan hingga berpartisipasi dalam kolaborasi. Hal ini dibutuhkan karena saat ini komunikasi digital menggunakan media sosial memungkinkan seseorang dapat berinteraksi dengan lebih atraktif dan intens.
Sementara, menurut Rut, jika Youtuber maupun konten kreator tidak dijalani sebagai pekerjaan, tapi profesi ini bisa saja dijadikan hobi. Asalkan konten yang diproduksi adalah konten-konten positif yang memberikan manfaat bagi penontonnya.
Generasi saat ini pun selalu terhubung dengan internet, apakah sebagai pembuat, penyebar dan pengguna. Sifatnya sendiri seperti berjejaring, kolaboratif, dan partisipatif sehingga harus pula memperhatikan unsur budaya digital dan etika digital.
Lebih jauh, Rut pun memberikan lima kiat yang perlu diingat sebelum mengunggah suatu konten di media sosial. Pertama, isi konten harus konten yang mengandung nilai kebaikan, lalu pastikan juga bahwa konten yang dibuat informasinya benar. Ketiga, konten bermanfaat jika orang lain membaca atau melihatnya dan apakah konten tersebut bisa membantu orang lain serta penting dijadikan konten.
Seperti dinukil dari Antara, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital pada 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi antara lain Kasie Kurikulum Jenjang SD, Muhammad Masyhud, Dosen Komunikasi UPNVJ, Rut Rismanta Silalahi, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Al Azhar, Cut Meutia Karolina.