REPUBLIKA.CO.ID, AKARTA -- Fase kepulangan gelombang kedua sudah dimulai sejak 19 Juli 2023. Meski demikian, masih ditemukan permasalahan yang sama seperti fase Kepulangan gelombang pertama, di Bandara King Abdulaziz Internasional Airport Jeddah.
Menurut Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Haryanto, fase Kepulangan di Madinah berjalan baik dan lancar. Meski demikian, ada beberapa kendala, di antaranya ada tiga orang dari tiga kelompok terbang (kloter) yang kehilangan paspornya.
"Kami lakukan koordinasi dan komunikasi dengan imigrasi KJRI Jeddah, untuk diterbitkan membuatkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP). Selanjutnya, kita sampaikan ke masing-masing jamaah tersebut agar bisa melakukan sidik jari imigrasi tiket, khususnya ini pada gelombang dua di Madinah," kata dia dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Senin (24/7/2023).
Permasalahan kedua yang kerap terjadi, berkaitan dengan barang bawaan jamaah. Beberapa bagasi milik jamaah melebihi ketentuan penerbangan. Hal ini utamanya terjadi pada jamaah di kloter-kloter awal.
"Sehingga dilakukan sweeping oleh maskapai penerbangan dari Garuda (Garuda Indonesia) dan Saudi (Saudia Airlines). Tentunya barang-barang yang melebihi ketentuan tidak diperkenankan dibawa," lanjut dia.
Haryanto menyebut dari pihak maskapai sudah sering melakukan sosialisasi terkait ketentuan barang bawaan kepada jamaah haji. Karenanya, bila terdeteksi melebihi dari batas ketentuan dengan sangat terpaksa pihak penerbangan tidak bisa membawanya pulang.
Untuk jamaah haji yang wafat sampai Sabtu (22/7/2023) malam sebanyak 711 orang. Mereka wafat antara lain di bandara, Arafah, Madinah dan Makkah.
"Jamaah yang wafat itu sudah dimakamkan sesuai dengan daerah yang wafat itu," ujar Haryanto.
Kepulangan jamaah pada per hari Sabtu (22/7/2023) sebanyak 22 kloter, dengan jumlah jemaah haji sebanyak 4.434 orang. Sehingga jumlah kepulangan jemaah haji Indonesia adalah sebanyak 337 kloter dengan jumlah jamaah haji sebanyak 127.663 orang.