Senin 24 Jul 2023 18:24 WIB

Mengalami Perundungan? Ini Langkah Terbaik yang Bisa Dilakukan

Perundungan tidak hanya terbatas pada fisik, tapi juga bisa secara mental.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Perundungan (ilustrasi). Ada beberapa langkah terbaik yang bisa dilakukan jika Anda menjadi korban perundungan.
Foto: Foto : MgRol_92
Perundungan (ilustrasi). Ada beberapa langkah terbaik yang bisa dilakukan jika Anda menjadi korban perundungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perundungan marak terjadi baik di lingkungan anak maupun dewasa. Anda sendiri juga bisa saja mengalaminya.

Perundungan tidak hanya terbatas pada fisik, tapi juga bisa secara mental. Tak hanya secara langsung, tapi bisa juga melalui dunia maya. Bagaimana cara mengatasinya ketika Anda mengalaminya?

Baca Juga

Dokter spesialis kedokteran jiwa subspesialis anak dan remaja (psikiatri) RS Pondok Indah–Bintaro Jaya, dr Anggia Hapsari, SpKJ, SubspAR (K) menyarankan untuk ambil tindakan dengan segera. Pertama tatap mata si perundung dan minta agar dia menghentikan tindakannya.

Jika si perundung menggoda dengan cara yang tidak Anda sukai, mengejek, atau mengancam secara fisik, terkadang kontak mata dan ketenangan, serta mengatakan tidak dengan jelas adalah cara yang tepat untuk meredakan ketegangan. "Katakan kepada si perundung bahwa Anda tidak suka dengan perlakuan yang Anda terima, dan tegaskan bahwa hal itu harus segera dihentikan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (24/7/2023).

Jika keadaannya tepat, cobalah tertawa untuk mengurangi ketegangan. Si perundung biasanya berusaha untuk mengalahkan orang yang mereka rundung, jadi jika Anda tampak tidak takut, dia akan menyerah dan meninggalkan Anda.

Dia mengingatkan untuk tidak meminta si perundung menghentikan tindakannya dengan cara Anda berteriak kepadanya. Hal ini akan memprovokasi si perundung terus menggoda Anda untuk mendapatkan reaksi yang lebih keras.

Selain itu, hindari membuat situasi bertambah panas. Menantang si perundung dengan menjulukinya atau mengancam bahwa Anda akan melawan balik hanya akan memperburuk situasi.

"Jangan berteriak atau melangkah maju saat mendapatkan kekerasan fisik," ujarnya.

Si perundung cenderung menanggapi dengan melakukan perundungan lebih lanjut, dan Anda akan berisiko menghadapi masalah yang lebih banyak atau dia semakin merundung jika Anda terlibat dalam situasi tersebut.

Cara lainnya ketahui kapan Anda bisa pergi meninggalkannya. Jika situasi sepertinya mengancam atau berbahaya, sebaiknya Anda segera pergi. Berbalik dan pergilah dari si perundung. Pada suatu titik, adu pendapat dengannya tidak ada gunanya.

"Jika Anda mengkhawatirkan keselamatan Anda, temui guru atau pembimbing yang Anda percayai untuk membantu mengatasi situasi tersebut," ujarnya.

Hindari melakukan kontak lebih jauh dengan si perundung sampai Anda melakukan langkah-langkah lain untuk menghentikan perundungan.

Ia juga mengatakan jangan menanggapi serangan perundungan yang dilancarkan lewat SMS. Jika Anda mendapat perundungan dari seseorang lewat pesan pendek (SMS), media sosial, laman pribadi Anda, surel, atau media daring lainnya, jangan ditanggapi. Jika si perundung anonim, provokasi hanya akan memperburuk situasi.

Alih-alih menanggapi si perundung, lakukan tindakan-tindakan berikut:

1. Simpan bukti

Jangan menghapus email atau pesan pendek yang berisi ancaman. Anda mungkin akan membutuhkan bukti-bukti itu jika keadaan menjadi lebih buruk

2. Blok si perundung

Jika Anda kenal dengan pelakunya, blok orang itu dari media sosial Anda, hapus dia dari kontak telepon, dan jangan melakukan korespondensi dengan orang itu melalui cara apa pun. Hal ini seringkali cukup untuk menghalangi si perundung melakukan tindakan yang lebih jauh.

3. Jika orang itu anonim, tandai email-nya dan golongkan sebagai surel sampah (spam)

4. Ubah pengaturan akun Anda agar sulit dicari secara daring

Mulailah memakai nama berbeda untuk ditampilkan (screen name) atau mengetatkan pengaturan privasi di akun sosial media Anda.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement