REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pihaknya berencana menurunkan angka obesitas yang melonjak tajam dalam beberapa dekade terakhir. Menurut dia, pada 2030 mendatang, ditargetkan angka obesitas menjadi hanya tiga persen.
“Di RPJMN kita memang tidak kelihatan angkanya. Tapi kita berpegang pada sustainable development goals (SDGs) angka obesitas ditekan di bawah tiga persen. Tiga persen saja obesitas di masyarakat pada 2030,” kata Dante dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (24/7/2023).
Dia menegaskan, target yang dicapai itu tidak terlalu lama. Sehingga, pihaknya berjanji untuk mengedukasi masyarakat lebih baik soal pemahaman tentang obesitas.
“Beberapa hal yang sedang kita godok adalah, memang ini belum final, yaitu memberikan pajak pada makanan yang dikemas dengan kandungan gula garam lemak (GGL) tinggi,” tutur dia.
Ditanya target khusus untuk penanganan obesitas di anak, dia tak menyebutkannya. Namun demikian, Dante mengakui ada kesulitan penanganan stunting dan obesitas hingga wasting food di satu wilayah.
Berdasarkan data Riskesdas, Papua memiliki kasus paling banyak kelebihan berat badan di 2018 dengan prevalensi 30,6 persen. Angka itu, hampir sebanding dengan banyaknya stunting di Papua yang ada di angka 33,1 persen.
“Makanan instan ini kalorinya sangat tinggi. Di Papua banyak konsumsi makanan instan, sehingga banyak juga kasus obesitas di sana. Di lain sisi mereka punya kasus stunting yang tinggi,” jelas dia.
Secara nasional, kata dia, memang ada juga peningkatan nyata obesitas di Indonesia dari tahun ke tahun. Menurut dia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013 ada sekitar 15,3 persen masyarakat di Indonesia yang mengalami obesitas.
Namun demikian, angka itu naik menjadi 21,8 persen di 2018. “Ada peningkatan drastis di masyarakat soal obesitas. Berapa target 2023-2024? memang belum kita tentukan. Tapi kita targetkan 2030 jadi tiga persen. Sekarang di angka 20an persen, ya penurunan per tahun 3-4 persen,” katanya.
Dijelaskan, data Kemenkes dalam empat dekade terakhir menunjukkan angka obesitas pada anak mengalami kenaikan drastis hingga 10 persen. Padahal, berdasarkan organisasi kesehatan dunia (WHO) obesitas menyebabkan 10,3 persen kematian dari seluruh kematian di dunia.
Dia menyebutkan, salah satu alasan peningkatan obesitas di Indonesia sejauh ini dimungkinkan karena pendapatan dan kesejahteraan yang kian meningkat di beberapa daerah penyangga kota besar. Menurut dia, angka obesitas selalu lebih tinggi di Depok, Tangerang, Bekasi dan Bogor daripada Jakarta.
“Dan itu menunjukkan angka obesitas berkorelasi dengan pendapatan masyarakat yang makin meningkat,” jelas dia.
Menurut Dante, untuk menyelesaikan kasus obesitas ini perlu dilakukan pendidikan yang menyeluruh. Dia berharap, para kader Puskesmas dan posyandu bisa menyampaikan dengan baik, terlebih saat grafik dan identifikasi peningkatan jelas terjadi.