REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan, Taiwan belajar perihal industri halal dari Indonesia.
Menurut Adhi, banyak perusahaan di Taiwan sangat peduli dengan industri makanan halal. Indonesia pun dijadikan sebagai panutan dalam mengelola dan mendapatkan sertifikat halal.
"Taiwan melihat bahwa produk-produk halal ini sangat penting bagi Indonesia sehingga kalau mereka mau masuk Indonesia harus memenuhi sertifikat halal," ujar Adhi usai menghadiri Indonesian Food Technology di Jakarta, Senin (24/7/2023).
Adhi menyampaikan, saat ini industri halal tak hanya diminati oleh masyarakat muslim saja, tetapi juga warga dunia. Potensi pasar halal dinilai akan semakin besar.
Lebih lanjut, Indonesia memiliki tempat khusus di Taiwan bagi produk-produk bersertifikasi halal. Dalam setiap pameran makanan dan minuman, Indonesia pun selalu disediakan sebuah paviliun untuk memamerkan produk unggulan halal.
"Setiap tahun mereka datang ke sini dan selalu mengundang Indonesia ke sana. Mereka melihat pentingnya halal sehingga sering berkomunikasi dengan kami," kata Adhi.
Dalam proses sertifikasi halal di Indonesia, terdapat tiga lembaga yang berperan penting, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) Indonesia memiliki agen khusus di Taiwan untuk membantu pengelolaan produk-produk halal.
Menurut Adhi, hal ini dikarenakan Taiwan sangat menyadari potensi pasar yang strategis untuk Indonesia maupun mancanegara.
"Mereka melihat halal ini menjadi suatu kebutuhan sehingga mereka tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini sehingga mereka ingin belajar," ujar Adhi.