REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan mengungkapkan bahwa seorang pasien HIV keenam telah mengalami remisi berkat transplantasi sumsum tulang. Remisi berarti tingkat virus dalam tubuhnya sangat rendah dan penyakitnya tidak aktif.
Pria yang dijuluki "pasien Jenewa" itu adalah orang terbaru dengan HIV yang dinyatakan dalam remisi jangka panjang. Namun, tidak seperti dalam kasus sebelumnya, dia tidak menerima transplantasi dengan mutasi gen penghambat virus.
"Apa yang terjadi pada saya luar biasa, ajaib," kata pasien itu, dilansir The Sun, Senin (24/7/2023).
Pasien, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, itu pertama kali didiagnosis dengan HIV pada 1990. Lebih dari 106 ribu orang di Inggris hidup dengan HIV pada 2020.
Kemajuan dalam pengobatan berarti pasien dapat hidup dengan HIV dan mengurangi virus ke tingkat yang tidak terdeteksi dalam tubuh, sehingga mengurangi risiko menularkannya ke orang lain. Lima orang sebelumnya telah dinyatakan sembuh dari HIV, yang dikenal sebagai pasien Berlin, London, Duesseldorf, New York, dan City of Hope, California.
Semuanya menjalani transplantasi sumsum tulang untuk mengobati kasus kanker serius. Mereka menerima sel punca dari donor dengan mutasi gen CCR5.
Mutasi ini diketahui menghalangi HIV memasuki sel-sel tubuh. Pada 2018, pasien Jenewa juga menerima transplantasi sel punca untuk mengobati bentuk leukemia yang sangat agresif.
Kali ini, peneliti Prancis dan Swiss mengatakan transplantasi berasal dari donor yang tidak membawa mutasi CCR5. Artinya, virus masih bisa masuk ke dalam sel penderita.
Namun, 20 bulan setelah pria itu berhenti minum obat HIV, dokter di Geneva University Hospitals belum menemukan jejak virus dalam sistemnya. Peneliti berhenti mengatakan pasien terbaru "sembuh" dari virus, tapi memperingatkan masih ada kemungkinan virus masih bisa kembali.
Pasien baru dinyatakan sembuh jika virus tidak kembali muncul dalam lima tahun. Peneliti dari Pasteur Institute di Prancis, dr Asier Saez-Cirion, mengatakan jika masih belum ada tanda-tanda virus setelah 12 bulan, maka kemungkinan virus itu tidak terdeteksi akan meningkat secara signifikan.
Pada konferensi pers di Brisbane, Australia, Saez-Cirion mengatakan ada beberapa kemungkinan penjelasan mengapa pasien Jenewa tetap bebas HIV.
"Dalam kasus khusus ini, mungkin transplantasi menghilangkan semua sel yang terinfeksi tanpa memerlukan mutasi yang terkenal," ujar dia.