Senin 24 Jul 2023 22:48 WIB

Anda Putuskan dan Berniat Diri untuk Hijrah? Perhatikan 8 Hal Penting Berikut Ini

Hijrah adalah kewajiban umat Islam sepanjang masa.

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi hijrah. Hijrah adalah kewajiban umat Muslim sepanjang masa
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi hijrah. Hijrah adalah kewajiban umat Muslim sepanjang masa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Setiap Muslim wajib untuk terus berhijrah dalam hidupnya hingga akhir hayat. Artinya, seorang Muslim wajib untuk terus melakukan perubahan dan perbaikan diri dengan tujuan mencapai ridha Allah SWT.

"Hijrah ini wajib bagi Muslim karena hijrah menuju Allah tak akan pernah terputus sampai nyawa seseorang itu dicabut oleh Allah," tutur Ustadz Luthfi Abdul Jabbar saat mengisi kajian dengan tema "Hijrah Ke Mana?" di Jakarta, dikutip dari dokumentasi Harian Republika.co.id, Senin (24/7/2023).  

Baca Juga

Ustadz Luthfi menjelaskan, hijrah tak akan bernilai ibadah manakala tujuannya bukan karena Allah dan Rasul. Dia pun menyampaikan beberapa hal yang penting diperhatikan dalam hijrah. 

Pertama, menurut dia, seseorang yang hanya melakukan perubahan pada diri dan kehidupannya bukan karena tujuan menggapai keridhaan dan ketaatan kepada Allah SWT maka hijrahnya tersebut sia-sia.

Dia menjelaskan, yang terpenting adalah menghijrahkan hati terlebih dulu untuk mencapai ke ridhaan dan ketaatan kepada Allah SWT. Ini sebagaimana hadits Nabi SAW, yakni:

ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَىى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Dari Umar Radhiyallahu‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.”

Kedua, seseorang yang hendak berhijrah harus mengetahui tujuan hijrahnya. Menurut dia, puncak hijrah adalah berpindahnya penghambaan hati dari selain Allah SWT menuju Allah SWT. 

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

Artinya, seseorang yang berhijrah dalam menjalankan setiap aktivitas kehidupannya senantiasa berorientasi mencapai ridha Allah SWT. 

Ketiga, orang yang berhijrah akan sekuat tenaga meninggalkan segala hal yang dilarang dan dimurkai oleh Allah SWT dan menuju setiap perkara yang dicintai-Nya. 

Keempat, menurut Ustadz Luthfi perjalanan hijrah seorang Muslim akan menjadi mudah manakala dilandasi rasa cinta yang besar kepada Allah SWT. 

Sebaliknya hijrah seseorang akan menjadi beban dan berat ketika kecintaan terhadap dunia lebih besar daripada kecintaan kepada Allah dan Rasul. 

"Perjuangan hijrah tak akan pernah berhenti, maka kita sedang hijrah samai kapan? Sampai mati, karenanya orang yang ber hijrah akan menyiapkan perjalanannya," tutur dia.

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement