REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepala badan antariksa Rusia pada hari Senin (24/7/2023), menyarankan mitra Moskow dalam kelompok negara BRICS - Brasil, India, Cina dan Afrika Selatan - untuk membangun fasilitas modul bersama untuk stasiun orbital luar angkasa yang baru direncanakan, kantor berita Interfax melaporkan.
Tawaran ini sebagai mana dilaporkan dari pertemuan BRICS tentang kerja sama antariksa di Hermanus, Afrika Selatan. Media Rusia Interfax mengatakan "diasumsikan" bahwa modul pertama Stasiun Orbital Rusia (ROS) akan diluncurkan pada 2027, dan pembangunannya akan selesai pada 2032.
Pada saat itu, Stasiun Luar Angkasa Internasional - salah satu forum kerja sama terakhir antara Washington dan Moskow, telah berakhir. Karena invasi Rusia ke Ukraina membuat hubungan kedua negara mencapai titik terendah pasca-Perang Dingin, dan kemungkinan besar Stasiun Luar Angkasa Internasional itu telah dinonaktifkan.
"Saya ingin mengundang mitra BRICS untuk ... membuat modul yang lengkap yang, sebagai bagian dari ROS, akan memungkinkan negara-negara BRICS untuk menggunakan kemungkinan orbit rendah Bumi untuk mengimplementasikan program ruang angkasa nasional mereka," Interfax mengutip pernyataan Direktur Jenderal Lembaga Antariksa Rusia, Roscosmos, Yuri Borisov, dalam pertemuan tersebut.
Roscosmos mengatakan pada Agustus lalu bahwa stasiun ruang angkasa barunya akan terdiri dari enam modul dan platform layanan, untuk menampung hingga empat kosmonot, dan dibangun dalam dua tahap. Tidak ada tanggal yang diberikan.
Pada bulan September, Borisov mengatakan bahwa stasiun ini akan mengorbit Bumi di sekitar kutub. Dengan kondisi ini, sehingga memungkinkannya untuk mengamati lebih banyak wilayah Rusia yang luas dan mengumpulkan data baru tentang radiasi kosmik.